Jumat 03 Jun 2022 15:36 WIB

Surabaya Sumbang 25 Persen Perekonomian Jatim

Kuartal I 2022, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,2 persen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Foto: Dokumen.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Selama ini, Jawa Timur merupakan daerah penyumbang perekonomian terbesar kedua secara nasional setelah DKI Jakarta. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2022 tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada kuartal I 2022, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,2 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional hanya 5,01 persen. Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak melanjutkan, jika dirinci, Surabaya merupakan penyumbang perekonomian tertinggi Jatim dengan catatan 25 persen.

Emil mengaku, salah satu pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi di Jatim ditopang oleh pembayaran pajak kendaraan bermotor. "Karena memang, salah satu sumber pendapatan asli daerah itu adalah pajak kendaraan bermotor dan bea balik namanya," kata Emil, Jumat (3/6/2022).

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jatim, Abimanyu Poncoatmodjo Iswinarno mengatakan, capaian pajak hingga akhir Mei terealisasi 45,60 persen. Artinya, kata dia, dari target pendapatan pajak yang sebesar Rp 14,25 triliun, saat ini sudah terealisasi Rp 6,55 triliun.

Dari capaian tersebut, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor mencapai 42,56 persen atau Rp 2,72 triliun. Sedangkan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor mencapai Rp 1,59 triliun.

"Kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak ini sudah sangat bagus. Apalagi diiringi dengan adanya kebijakan-kebijakan seperti pemutihan yang sangat membantu masyarakat," ujarnya.

Ia mengimbau wajib pajak untuk dapat memanfaatkan program pemutihan pajak yang diluncurkan pemerintah. Apalagi program ini masih berlaku hingga satu bulan ke depan. "Kami berharap jangan sampai bergerombol pada akhir-akhir menjelang pemutihan berakhir," ujarnya.

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, Pemkot Surabaya juga terus berupaya mempermudah pemasaran produk UMKM dan toko kelontong melalui e-Peken. Pemkot Surabaya mewajibkan seluruh ASN produk-produk UMKM melalui e-Peken.

Transaksi e-Peken pada Juli hingga Desember 2021 mencapai Ro 4,8 miliar. Kemudian memasuki 2022, Pemkot Surabaya memperluas jangkauan e-Peken Surabaya, di mana masyarakat umum juga bisa melakukan transaksi, sehingga capaian transaksi meningkat drastis.

Sepanjang 2022, tepatnya hingga Mei, transaksi di e-Peken Surabaya mencapai Rp 11,4 miliar. "Artinya terdapat kenaikan transaksi sebanyak 133 persen. Pengguna e-Peken Surabaya di antaranya adalah 12.770 ASN, dan 4.412 masyarakat umum," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Ia meyakini, ketika e-Peken Surabaya terus berjalan maka perputaran ekonomi juga akan terus berjalan. Pemkot Surabaya juga diakuinya terus melakukan pembaharuan sistem elektronik e-Peken Surabaya.

Eri pun mengajak ASN, tenaga kontrak di lingkungan Pemkot Surabaya, mauoun masyarakat umum untuk memindahkan kebiasaan belanja lewat e-Peken, untuk mendukung kebangkitan ekonomi warga dan UMKM di Kota Pahlawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement