Kamis 18 Feb 2021 16:01 WIB

Solo Gelar Vaksinasi Tahap Kedua Mulai Akhir Februari

Jateng akan mengirimkan alokasi vaksin pada pekan keempat Februari.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas medis menyiapkan vaksin Sinovac yang akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan saat Vaksinasi COVID-19 tahap kedua di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/1/2021). Kota Solo menerima 15.500 dosis vaksin Sinovac untuk tenaga kesehatan yang telah disuntik vaksin tahap pertama.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Petugas medis menyiapkan vaksin Sinovac yang akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan saat Vaksinasi COVID-19 tahap kedua di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Kamis (28/1/2021). Kota Solo menerima 15.500 dosis vaksin Sinovac untuk tenaga kesehatan yang telah disuntik vaksin tahap pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo berencana melaksanakan vaksinasi Covid-19 tahap kedua pada akhir Februari 2021. Namun, sampai saat ini DKK belum bisa memastikan kuota vaksin tahap kedua.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal mengirimkan alokasi vaksin pada pekan keempat Februari. Vaksinasi Covid-19 tahap kedua menyasar pelayan publik, seperti guru, aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, tokoh agama, dan media.

Baca Juga

"Rencananya memang pekan keempat. Kemungkinan kami dapat alokasi vaksin pekan keempat, akhir Februari ya kami jalankan," kata Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, kepada wartawan, Rabu (17/2).

Menurutnya, DKK masih melakukan pendataan terhadap calon penerima vaksin tahap kedua. Data didapatkan dari instansi yang membawahi para penerima vaksin.

 

Siti menjelaskan, data TNI/Polri akan diambil dari Polri dan TNI. Kemudian, data guru akan diambil data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan tokoh agama diambil dari Kementerian Agama (Kemenag).

Siti mengakui, prioritas penerima vaksin tahap kedua berubah-ubah sesuai kebijakan pemerintah pusat. Dia mencontohkan, awalnya urutan paling atas personel TNI/Polri. Namun, berdasarkan informasi terbaru, justru warga lanjut usia (lansia) berada di urutan pertama, disusul pendidik.

"Tapi belum tentu semua lansia mendapatkan vaksinasi karena itu nanti tergantung di dashboard ada tidak. Semua orang merasa prioritas dan merasa berisiko karena inginnya didahulukan. Kalau vaksinnya ada langsung saya suntik semua biar cepat selesai," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement