Selasa 23 Feb 2021 14:06 WIB

Ganjar: Festival Sains Budaya Pintu Masuk Kemajuan Bangsa

Kompetisi FSB 2021 menjadi pintu masuk untuk terus mendalami sains dan budaya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Foto: dokpri
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, sains dan budaya adalah pilar kekuatan dan karpet merah bagi Indonesia. Dua hal itu tidak boleh ditinggalkan dalam membangun negeri ini agar bisa naik kelas seperti negara maju lainnya.

"Dua pilar kekuatan yang tidak boleh kita tinggalkan dalam pembangunan negara adalah sains dan budaya. Perpaduan keduanya akan memberikan karpet merah negara ini untuk menjadi satu kelas dengan Jepang, Korsel,  Prancis, Belanda, Inggris, Tiongkok, Amerika, dan negara lain yang lebih dulu memadukan hal itu dalam berbagai karya," kata Ganjar dalam penutupan Festival Sains dan Budaya (FSB) 2021 yang digelar Eduversal Indonesia dan didukung Epson, Ahad (21/2).

Menurutnya, para siswa-siswi yang ikut berkompetisi dalam ajang sains dan budaya diharapkan semaksimal mungkin belajar dan menguasai berbagai pengetahuan agar tidak menjadi generasi yang diremehkan. Kompetisi FSB 2021 menjadi pintu masuk untuk terus mendalami sains dan budaya demi kemajuan bangsa.

"Pintu telah dibuka, maka kalian sebagai pelaku utama mesti lari yang sekencang-kencangnya agar tidak menjadi generasi yang diremehkan, agar tidak menjadi generasi yang diasingkan. Ini adalah pintu awal agar kalian serius mempelajari sains dan budaya," katanya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Dany Amrul Ichdan menyatakan FSB adalah mahakarya anak bangsa untuk membentuk the rising star generasi muda Indonesia yang handal yang berdaya saing dan memiliki karakter yang kuat, punya kearifan lokal yang bisa mengangkat budaya masyarakat setempat.

"Kehebatan sebuah bangsa juga ditentukan oleh kekuatan akhlak, kekuatan karakter sebagai fondasi utamanya. Karenanya, transfer of knowledge, transfer of technology dalam bidang penguasaan ilmu pengetahuan menjadi faktor yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing bangsa tapi di sisi lain transfer of value untuk memperkuat karakter anak bangsa adalah faktor yang terpenting untuk membuat generasi kita menjadi tangguh berdaya saing dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi untuk memajukan masyarakat, daerah dan bangsa. Dan Insya Allah kita akan menemukan generasi-generasi Indonesia yang handal, the next rising star, the next leader Indonesia," ujarnya.

Pengamat pendidikan abad 21 Indra Charismiadji, dalam penutupan Festival Sains dan Budaya (FSB) Eduversal, Ahad (21/2) menegaskan, generasi masa depan harus siap untuk menjadi inovator dan kreator.  Kondisi ini jauh berbeda dengan yang dihadapi oleh generasi sebelumnya.

"Forum ekonomi dunia memprediksi 65 persen dari peserta didik yang saat ini duduk di bangku sekolah dasar nantinya akan bekerja pada bidang yang hari ini saja bidang itu belum tercipta," kata Indra.

Ini artinya, lanjut dia, anak-anak kita harus disiapkan menjadi inovator dan kreator, berbeda dengan generasi saya dan para orang tua yang biasanya disiapkan untuk menjadi pencari kerja atau job seeker.

"Generasi saat ini, lanjutnya, harus diarahkan menjadi seorang pencipta kerja. Sains menjadi fondasi dari karya yang diciptakan oleh generasi penerus bangsa. Anak-anak kita harus diarahkan menjadi pencipta kerja atau job creator. Sains menjadi pondasi dari berbagai karya yang diciptakan anak-anak kita, budaya menjadi identitas dari kreasi yang dibuat oleh generasi penerus bangsa," tuturnya.

Sementara itu Presiden Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) Riri Fitri Sari meminta dukungan semua pihak agar  FSB yang rutin digelar setiap tahun ini dapat berjalan terus meski di tengah pandemi. Menurutnya, festival sains dan budaya dapat mendorong terciptanya generasi yang mencintai riset, sains, inovasi dan kreatif.

"Para siswa dapat belajar dan memahami perkembangan teknologi terbaru di bidang fisika, biologi, komputer dan lingkungan yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan solusi di masyarakat," katanya.

Senior Product Marketing Manager Epson Indonesia, Zanipar Siadari dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa pendidikan adalah pekerjaan semua pihak, bukan hanya sekolah atau guru, bukan hanya kementerian pendidikan tapi juga orang tua, masyarakat dan industri.

"Epson mewakili industri hadir untuk membantu dunia pendidikan, guru sekolah dan kementerian pendidikan agar bisa melaksanakan pendidikan yang berkualitas. Pada masa pandemi kami hadir dengan berbagai produk solusi dan teknologi  seperti projector di ruangan kelas, projector interaktif untuk pembelajaran jarak jauh, printer untuk mencetak materi ajar sehingga sehingga pendidikan di masa  pandemi dengan PJJ atau luring dapat terselenggara dengan baik," ujarnya.

Menurutnya yang membanggakan, Epson yang memiliki pabrik di Indonesia banyak memiliki produk dan inovasi yang dirancang sendiri oleh anak bangsa, karya anak bangsa dan kini dipakai seluruh dunia.

"Kita punya printer khusus yang dirancang pada 2010 dan saat ini digunakan di seluruh dunia. Kita juga memiliki projector khusus yang didesain untuk pendidikan di Indonesia dan ini menjadi kebanggaan kita semua. Mereka yang ikut FSB ini memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, karya dan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara," katanya.

Dari hasil penjurian, peraih emas ISPO 2021 adalah MAN 1 Kudus atas nama Fidia Aulia Nafis dan Nadya Insyafana Rahma (biologi), SMA Santa Laurensia atas nama Janice Geraldine Chen dan Rendi Orvalo Wijaya (Kimia), SMA Muhammadiyah 2 Surabaya atas nama M. Abyan Ermansyah Sungkar   dan M. Syahnabil Hammam Sungkar (Komputer), SMA Kharisma Bangs atas nama Rizky Anatasha Halim dan Adzwa Nuzayh Salim (Lingkungan), UPT SMPN 10 Gresik atas nama Nainis Laraswati dan M. Izzat Zaidan (Fisika), serta SMA Negeri 1 Tarakan .atas nama Muhammad Faturrahman Marsuki dan El Shinta (Teknologi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement