Kamis 25 Feb 2021 20:53 WIB

GKR Hemas Apresiasi Sentra Anyaman Bambu Sleman

Kunjungan dimaksudkan menyerap aspirasi warga.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Anggota DPD RI, GKR Hemas, melakukan kunjungan ke Sentra Industri Anyaman Bambu di Dusun Malangan, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Kunjungan dimaksudkan menyerap aspirasi warga, khususnya pengrajin anyaman bambu di Kabupaten Sleman.

"Kunjungan saya agar panjenengan bisa menyampaikan aspirasi apa yang diharapkan kepada pemerintah daerah, baik Pemkab Sleman maupun Pemda DIY, serta kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pemerintah pusat," kata Hemas, Kamis (25/2).

Ia mengakui, tahun ini menjadi kondisi sulit bagi siapapun, tidak hanya di DIY tapi seluruh Indonesia. Penutupan objek wisata berdampak menurunnya wisatawan seperti di Bali, berdampak pula ke pengrajin DIY yang biasa mendistribusikan barang ke sana.

Untuk itu, Hemas mengapresiasi tinggi Sentra Industri Anyaman Bambu Malangan karena masih bisa bertahan dan berproduksi walaupun masa sulit pandemi seperti sekarang. Terlebih, ia mengingatkan, sentra anyaman bambu ini satu-satunya yang ada di DIY.

"Kualitas kerajinan bambu Moyudan ini sudah kualitas ekspor," ujar Hemas.

Plh Bupati Sleman, Harda Kiswaya menekankan, Pemkab Sleman siap mendukung pengrajin bambu dalam memasarkan dan meningkatkan kualitas produknya. Saat ini, Pemkab Sleman memiliki wadah di Gedung Dekranasda Sleman yang dapat dimanfaatkan pengrajin bambu.

Mereka bisa memajang dan memasarkan produknya di sana. Selama ini, ia menerangkan, Pemkab Sleman telah berusaha mendukung pengembangan industri kerajinan bambu mulai dari hulu sampai hilir, sejak perencanaan, penganggaran sampai pemberdayaannya.

"Program terkait pengembangan bambu ada di RPJMD Sleman, DPA di Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, DPA di Bagian Perekonomian, DPA di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman," kata Harda.

Untuk meregenerasi pengrajin, saat ini Pemkab Sleman tengah mengkaji sekolah bambu, yang materinya nantinya akan dimasukkan ke dalam ekskul-ekskul yang ada di sekolah. Hal tersebut tentu guna mendorong minat generasi muda dalam mengkreasikan bambu.

Selain itu, Sleman merumuskan kebijakan pengembangan bambu, peningkatan ketersediaan bambu melalui budidaya bambu, peningkatan pengolahan produk bambu melalui bimtek, peningkatan kapasitas kinerja maupun promosi dan kemitraan daring dan luring.

"Pemkab Sleman turut melakukan penguatan kelembagaan, penguatan kapasitas SDM dan dukungan terhadap perajin yang telah menjalin kemitraan secara mandiri. Semua telah disinergikan dengan mitra pelaku usaha, akademisi dan lapisan masyarakat lain," ujar Harda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement