Jumat 26 Feb 2021 00:12 WIB

Harga Cabai Rawit di Magetan Tembus Rp 100 Ribu

Cabai merah besar dan keritig terpantau jauh lebih murah dibandingkan cabai rawit.

Pedagang membungkus cabai rawit.  ilustrasi
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Pedagang membungkus cabai rawit. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Harga cabai rawit di pasar tradisional Kabupaten Magetan, Jawa Timur terus meroket. Harga cabai rawit menembus angka Rp 100.000 per kilogram.

"Harga cabai rawit masih terus naik. Sejak beberapa hari ini sudah mencapai  .000 per kilogram," ujar Suprapti, pedagang cabai dan kebutuhan pokok di Pasar Sayur Magetan, Kamis (25/2).

Menurutnya harga cabai rawit yang terus naik dalam beberapa pekan tersebut disebabkan karena pasokan komoditas pedas itu yang minim akibat gagal panen selama cuaca ekstrem ini."Harganya terus naik hingga membuat para pedagang sendiri kesulitan untuk kulakan karena terlalu tinggi," kata dia.

Tingginya harga cabai rawit tersebut membuat pedagang harus menambah jumlah modal untuk kulakan cabai ke pengepul dan petani. Selain mahal, pedagang tidak berani kulakan banyak karena takut busuk.

Pedagang juga mengurangi kulakan karena daya beli masyarakat yang menurun akibat mahalnya harga cabai tersebut.

Sementara, harga cabai merah besar dan keritig terpantau jauh lebih murah dibandingkan cabai rawit. Di pasar setempat, cabai merah besar hanya Rp 40.000 per kilogram, sedangkan cabai keriting di kisaran Rp 45.000 hingga Rp 50.000 per klogram.

Bupati Magetan membenarkan kondisi tingginya harga komoditas cabai rawit di Kabupaten Magetan. Menurut dia, melonjaknya harga cabai tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Magetan, namun juga daerah lain di Tanah Air.

Hal itu karena dampak cuaca ekstrem sehingga banyak tanaman cabai rawit gagal panen yang mengakibatkan pasokan di pasaran minim. Pihaknya terus mendorong petani hortikultura di Kabupaten Magetan untuk memperluas area tanam cabai sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar saat terjadi gagal panen.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement