Advertisement

Ratusan Rumah Warga Solo Terdampak Pembangunan Rel Layang

Kamis 04 Mar 2021 21:33 WIB

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih

Calon penumpang melintas di dekat kereta real clinic di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/3/2020).

Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Rel layang di Solo direncanakan sepanjang 3 km.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Ratusan bangunan warga bakal terdampak proyek pembangunan rel kereta api layang atau elevated railway di Kota Solo. Rel layang yang direncanakan sepanjang 3 kilometer tersebut melintasi Stasiun Solo Balapan, viaduk Gilingan, dan simpang Joglo.

Pembangunan rel layang dinilai menjadi opsi paling pas untuk memecahkan masalah kemacetan di kawasan simpang Joglo.

Baca Juga

Berdasarkan data dari Bagian Pemerintahan Umum Setda Solo, jumlah bangunan yang terdampak pembangunan elevated railway lebih dari 300 bangunan. Rinciannya, 296 bangunan di Kelurahan Nusukan dan Joglo, 40-an bangunan di lingkungan pasar di Kelurahan Banjarsari, dan satu di Kelurahan Gilingan. Bangunan tersebut berlokasi di sepanjang rel kereta api dari sekitar simpang Joglo sampai Stasiun Solo Balapan.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah melakukan rapat koordinasi terkait pembangunan elevated railway bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara virtual, Kamis (4/3). Dalam rapat koordinasi tersebut, Menhub Budi Karya menargetkan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan elevated railway dilaksanakan pada Juli 2021.

Rencananya, rel layang itu akan dikerjakan satu jalur terlebih dahulu dengan waktu kontruksi selama 18 bulan. Pemkot Solo memperkirakan, proyek tersebut membutuhkan pembebasan lahan mencapai sekitar 19 ribu meter persegi.

"Kami sudah menghitung lagi luas tanah yang harus ditertibkan. Ini Pak Camat dan Pak Lurah langsung gerak semua supaya targetnya Pak Budi Karya tadi Juli bisa ground breaking," kata Gibran kepada wartawan, Kamis (4/3).

Gibran juga langsung berkoordinasi dengan pemangku wilayah sekitar lokasi proyek pembangunan elevated railway. Dia meminta para lurah dan camat untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait proyek tersebut kepada warga yang terdampak.

"Sosialiasi sebenarnya sudah lama tapi kan dulu belum ada kejelasan flyover atau apa. Nah tadi sudah diketok sama Pak Budi Karya jadinya elevated rail dan jumlah yang terdampak seberapa nanti sudah detail semua," imbuhnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Ratusan bangunan warga bakal terdampak proyek pembangunan rel kereta api layang atau elevated railway di Kota Solo. Rel layang yang direncanakan sepanjang 3 kilometer tersebut melintasi Stasiun Solo Balapan, viaduk Gilingan, dan simpang Joglo.

Pembangunan rel layang dinilai menjadi opsi paling pas untuk memecahkan masalah kemacetan di kawasan simpang Joglo.

Baca Juga

Berdasarkan data dari Bagian Pemerintahan Umum Setda Solo, jumlah bangunan yang terdampak pembangunan elevated railway lebih dari 300 bangunan. Rinciannya, 296 bangunan di Kelurahan Nusukan dan Joglo, 40-an bangunan di lingkungan pasar di Kelurahan Banjarsari, dan satu di Kelurahan Gilingan. Bangunan tersebut berlokasi di sepanjang rel kereta api dari sekitar simpang Joglo sampai Stasiun Solo Balapan.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, telah melakukan rapat koordinasi terkait pembangunan elevated railway bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara virtual, Kamis (4/3). Dalam rapat koordinasi tersebut, Menhub Budi Karya menargetkan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan elevated railway dilaksanakan pada Juli 2021.

Rencananya, rel layang itu akan dikerjakan satu jalur terlebih dahulu dengan waktu kontruksi selama 18 bulan. Pemkot Solo memperkirakan, proyek tersebut membutuhkan pembebasan lahan mencapai sekitar 19 ribu meter persegi.

"Kami sudah menghitung lagi luas tanah yang harus ditertibkan. Ini Pak Camat dan Pak Lurah langsung gerak semua supaya targetnya Pak Budi Karya tadi Juli bisa ground breaking," kata Gibran kepada wartawan, Kamis (4/3).

Gibran juga langsung berkoordinasi dengan pemangku wilayah sekitar lokasi proyek pembangunan elevated railway. Dia meminta para lurah dan camat untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait proyek tersebut kepada warga yang terdampak.

"Sosialiasi sebenarnya sudah lama tapi kan dulu belum ada kejelasan flyover atau apa. Nah tadi sudah diketok sama Pak Budi Karya jadinya elevated rail dan jumlah yang terdampak seberapa nanti sudah detail semua," imbuhnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 

IN PICTURES