Senin 15 Mar 2021 18:01 WIB

Pemkab Brebes Belajar 'Tuka-Tuku' Purbalingga

Banyak UMKM di Brebes terpaksa gulung tikar akibat sulitnya kondisi ekonomi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Dana bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (ilustrasi)
Foto: www.inilahjabar.com
Dana bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sejumlah pejabat Pemkab Brebes melakukan studi banding ke Kabupaten Purbalingga, Senin (15/3). Fokus perhatian rombongan yang dipimpin Wakil Bupati Brebes, Narjo, untuk untuk mempelajari program 'Tuka-Tuku' yang dilaksanakan Pemkab Purbalingga.

''Kami ingin merguru ke Kabupaten Purbalingga karena di sini ada aplikasi kerjasama pemerintah dengan penyedia layanan atau marketplace berupa program Tuka-Tuku. Kami ingin mengetahui lebih dalam mengenai pelaksanaan program ini untuk meningkatkan ekonomi pelaku UMKM di Brebes,'' kata Narjo.

Dia menyebutkan, kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini, telah memukul sebagian besar UMKM di wilayahnya. Penyebabnya, antara lain akibat daya beli masyarakat Brebes yang semakin menurun. ''Banyak UMKM  di Brebes terpaksa gulung tikar akibat sulitnya kondisi ekonomi,'' katanya.

Dia juga menyatakan,  pandemi telah menyebabkan tingkat kemiskinan di wilayahnya miskin meningkat. ''Tingkat kemiskinan di Brebes saat ini mencapai 17,03 persen. Lebih tinggi dibandingkan Purbalingga yang sebesar 15 persen,'' jelasnya.

Untuk itu, dia mengaku datang ke Purbalingga untuk menimba ilmu agar UMKM di wilayahnya bisa tetap bertahan, sekaligus juga dalam upaya untuk menurunkan kemiskinan di Kabupaten Brebes.

Menanggapi hal itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengakui, upaya membangkitkan sektor UMKM merupakan salah satu langkah dalam rangka menanggulangi kemiskinan. Antara lain, dengan melaksanakan program Tuka Tuku yang bekerja sama dengan marketplace.

''Sebelumnya program Tuka-Tuku dilaksanakan, kami juga banyak belajar dari daerah lain yang gagal membantu UMKM meningkatkan omset penjualannya. Dari pembelajaran ini, kami memilih bekerjasama dengan pihak yang lebih berpengalaman, yakni Bukalapak, untuk membantu menyediakan marketplace,'' katanya.

Melalui program Tuka-Tuku, Pemkab memberikan berbagai pelatihan pada UMKM. Antara lain, memberikan pelatihan mengenai tampilan produk di etalase digital, menyediakan ruang pamer UMKM, ruang stok atau gudang, packing, branding, memberikan fasilitasi customer service yang dijalankan oleh Kampung Marketer dan mendekatkan jasa pengiriman.

Hingga saat ini, Bupati menyebutkan, program Tuka-Tuku ini cukup berhasil meningkatkan omset penjualan produk UMKM. ''Sejak tanggal 31 Agustus 2019 sampai 15 Maret 2021, nilai transaksi produk UMKM di marketplace bisa mencapai Rp 314.896.600 dengan 1.322 transaksi,'' katanya.

Untuk mendukung program ini, Bupati juga menyatakan telah mengeluarkan surat edaran agar seluruh ASN di lingkungan Pemkab Purbalingga berbelanja melalui 'Tuka-Tuku'

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement