Selasa 16 Mar 2021 19:12 WIB

UII Luncurkan Pusat Studi Alquran Hadits

Pusat Studi Tafaquh merupakan ide yang sudah lama disemai pendahulu UII.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Penasihat Utama Pusat Studi Tafaquh UII, KH Bahauddin Nursalim bercengkerama dengan Rektor UII Fathul Wahid dalam peluncuran Pusat Studi Tafaquh UII, di Yogyakarta, Selasa (16/3).
Foto: istimewa
Penasihat Utama Pusat Studi Tafaquh UII, KH Bahauddin Nursalim bercengkerama dengan Rektor UII Fathul Wahid dalam peluncuran Pusat Studi Tafaquh UII, di Yogyakarta, Selasa (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) hari ini meluncurkan Pusat Studi Alquran dan Hadits (Tafaquh). Pusat studi ini diluncurkan lewat Ngaji Bareng bersama Pendiri Pusat Studi Alquran, Prof Quraish Shihab dan Penasihat Utama Pusat Studi Tafaquh UII, KH Bahauddin Noersalim (Gus Baha).

Ngaji Bareng dimoderatori Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII sekaligus Ketua Pusat Studi Tafaquh UII, Fajar Fandi Atmaja. Sedangkan, Gus Baha sendiri sekaligus merupakan Penasihat Utama Pusat Studi Tafaquh UII.

Rektor UII, Prof Fathul Wahid mengatakan, Pusat Studi Tafaquh merupakan ide yang sudah lama disemai pendulu UII. Pendiriannya merupakan ikhtiar UII untuk semakin mengakrabi Alquran dan hadits, serta memahaminya secara lebih baik.

Istimewanya, kata Fathul, waktu pendirian Pusat Studi Tafaquh UII bersamaan peringatan Milad 78 Tahun UII didirikan. Ia menekankan, mengkaji Alquran dan hadits selalu menghadirkan tilikan-tilikan baru yang sesuai perkembangan zaman.

Ia berharap, kehadiran Pusat Studi Tafaquh dapat memfasilitasi civitas UII mengembangkan diri agar lebih akrab dengan Alquran dan hadits. Mentranslasi pesan-pesan dalam ikhtiar konkrit yang berandil memecahkan masalah bangsa.

Fathul turut berharap, Pusat Studi Tafaquh UII dapat membantu riset-riset yang dikembangkan tidak hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Tapi, bisa berimbas memberikan kebaikan-kebaikan yang dirasakan khalayak lebih luas.

"Kajian terhadap Alquran dan hadits diharap menjadi pita kolektif yang memandu semua proses pendidikan dan pengembangan, serta aplikasi ilmu pengetahuan di UII selalu sejalan dengan nilai-nilai Islam," kata Fathul, Selasa (16/3).

Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII, Drs Suwarsono Muhammad menuturkan, dalam tradisi kita belajar melalui karya-karya ulama besar. Kini, kita memiliki 'keberanian' melihat kitab besarnya yaitu Alquran dan hadits.

Ia menilai, untuk sampai ke sana ada proses yang sangat panjang karena tidak semua orang berani menengok langsung kitab besar tersebut. Karenanya, Suwarsono mengaku bersyukur UII memiliki keberanian dan keteguhan melakukan itu semua.

Dalam mengkaji Alquran dan hadits, ia berharap, Pusat Studi Tafaquh UII mampu menggerakkan bentuk yang ada di dalam maupun bentuk yang ada di luar. Sebab, sebagian besar umat Islam sudah mencurahkan perhatian kepada bentuk lahiriyah.

"Saya ingin menegaskan, yang batin dan yang lahir harus jelas kita perjuangkan bersama agar peradaban Islam kembali mengedepan, serta tugas membangun kembali peradaban Islam itu bukan sesuatu yang mustahil," ujar Suwarsono. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement