Rabu 31 Mar 2021 15:07 WIB

Tiga Masjid Besar Songsong Kegiatan Amaliah Ramadhan

Kegiatan tersebut tetap akan mengedepankan protokol kesehatan (prokes).

Pengurus Masjid Agung Semarang menyiapkan mushaf Quran di ruang utama masjid untuk menyambut berbagai kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, Rabu (31/3).
Foto: Bowo Pribadi.
Pengurus Masjid Agung Semarang menyiapkan mushaf Quran di ruang utama masjid untuk menyambut berbagai kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, Rabu (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Bowo Pribadi  

Tiga masjid besar di wilayah Kota Semarang siap menyongsong berbagai kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan 1442 Hijriyah. Masing- masing Masjid Agung Semarang (MAS) atau Masjid Kauman, Masjid Raya Baiturrahman (MBR), serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Meski begitu kegiatan keagamaan maupun kegiatan amaliah selama bulan suci Ramadhan tersebut tetap akan mengedepankan protokol kesehatan (prokes) dan SOP pencegahan bagi para jamaah. “Karena pelaksanaannya masih dalam situasi pandemi Covid-19,” ungkap Wakil sekretaris Takmir Masjid Agung Semarang (MAS),  Muhaimin SSos, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/3).

Ia mengatakan, pada bulan suci Ramadhan kali ini, tiga masjid besar yang ada di Kota Semarang  tersebut akan bersama menggelar shalat Tarawih dan kegiatan amaliah Ramadhan lainnya, tetapi tetap menerapkan prokes dan SOP pencegahan Covid-19.

Untuk kegiatan shalat Tarawih di Masjid Agung Semarang, jelasnya, prosesnya tetap sama seperti halnya pelaksanaan shalat Tarawih yang dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan umumnya. Tetapi untuk teknis pelaksanaannya ada yang berbeda jika dibandingkan dengan pelaksanaan Ramadhan sebelum masa pandemi Covid-19.

Misalnya takmir masjid akan mengatur kerapatan shaf shalat guna memastikan para jamaah tetap berjarak. “Jadi nanti juga akan ada petugas takmir yang mengarahkan para jamaah terkait dengan kerengganngan shaf tersebut,” lanjutnya.

Muhaimin juga menyampaikan, prokes dan SOP pencegahan yang sudah berjalan dan harus dipatuhi jamaah, seperti wajib masker, cuci tangan dengan bersih tetap akan diberlakukan pada saat kegiatan di masjid.

Untuk jumlah jamaah yang pada Ramadhan sebelum pandemi tidak mengenal pembatasan pada Ramdahan kali ini bakal dilakukan pembatasan jumlah jamaah dengan pertimbangan untuk menekan sekecil mungkin risiko penularan.

Jumlah jamaah shalat Tarawih akan dibatasi hanya 30 persen dari kapasitas masjid. “Misalnya, jika kapasitas masjid mencapai 2.000 jamaah, maka akan dibatasi sebanyak 500 hingga 600 jamaah saja,” jelasnya.

Kemudian untuk kegiatan pengajian-pengajian yang lain pun juga demikian, misalnya pengajian ba’da Dzuhur juga akan dibatasi jumlah jamaahnya.

Tidak seperti dahulu yang jumlah jamaahnya sampai meluber, pada Ramadhan kali ini tetap akan dibatasi maksimal 500 sampai 600 jamaah. Itupun nanti diatur dan dibuatkan garis untuk memastikan jarak antar jamaah bisa dilakukan.

Demikian juga pengajian ba’da Subuh dan kegiatan lainnya. “Pada prinsipnya, Masjid Agung Semarang akan melaksanakan kegiatan amaliah di bulan suci Ramadhan, tetapi tetap mengedepankan prokes dan SOP pencegahan,” lanjutnya.

Saat ini, lanjut Muhaimin, pengurus Masjid Agung Semarang saat ini sudah menyiapkan relawan yang nantinya diberikan tanda khusus untuk mengatur para jamaah mulai dari tiba, selama berkegiatan dan akan meninggalkan masjid.

Para relawan ini, lanjutnya, akan memastikan jamaah telah melaksanakan protokol kesehatan dan SOP pencegahan. Seperti mengingatkan jamaah yang tidak memakai masker, mengarahkan jamaah untuk mencici tangan, dan mengarahkan jamaah ke tempat-tempat yang sudah ditandai, baik di tempat shalat maupun tempat pengajian.

Muhaimin juga menyampaikan, terkait dengan kegiatan di bulan suci Ramadhan juga menyesuaikan dengan rambu-rambu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah. Sejauh ini, MUI Jateng sudah mengarahkan, selama di wilayah masjid tersebut aman dari risiko penularan Covid-19 kegiatan Ramadhan di masjid bisa dilaksanakan dengan tetap mengedepankan prokes dan SOP pencegahan.  

Termasuk juga kesepakatan tiga masjid besar di Kota Semarang, yakni MAS, MRB, serta MAJT, yang setelah mempertimbangkan kondisi Kota Semarang yang relatif aman dari zona merah risiko penyebaran Covid-19.

“Maka berbagai kegiatan amaliah di bulan Ramadhan bisa dilakukan, tentunya dengan tetap mengedepankan kepatuhan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan dan SOP penccegahan,” tambahnya.

Artinya, masih kata Muhaimin, dibandingkan dengan Ramadhan tahun lalu atau masa awal-awal pandemi Covid-19 yang membatasi berbagai kegiatan ibadah di masjid, Ramadhan ini lebih memberikan ruang bagi umat untuk kembali menyemarakkan Ramadhan dari masjid.

“Ramadhan kemarin, di Masjid Agung Semarang shalat Tarawih tidak diadakan, shalat jamaah Rawatib tidak diadakan, pengajian-pengajian ba’da shalat juga ditiadakan, bahkan Jumatan juga ditiadakan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement