Rabu 31 Mar 2021 19:39 WIB

Meninggal Dunia, Adik Sultan Dinilai Sosok yang Rendah Hati

Almarhum masih terlihat sehat tiga hari sebelum meninggal.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pelayat sudah mulai mendatangi rumah duka KGPH Hadiwinoto di Yogyakarta, Rabu (31/3). KGPH Hadiwinoto merupakan adik kandung dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.  Almarhum meninggal pada usia 73 tahun akibat sakit jantung. Hadiwinoto selama ini merupakan petinggi Keraton Yogyakarta dan menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parasraya Budaya Keraton. Bidang Hadiwinoto sangat startegis karena menyangkut segala aset Keraton Yogya yakni mengurusi administrasi dan legalisasi tanah-tanah Sultan Ground yang tersebar di DIY dan luar DIY.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pelayat sudah mulai mendatangi rumah duka KGPH Hadiwinoto di Yogyakarta, Rabu (31/3). KGPH Hadiwinoto merupakan adik kandung dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Almarhum meninggal pada usia 73 tahun akibat sakit jantung. Hadiwinoto selama ini merupakan petinggi Keraton Yogyakarta dan menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parasraya Budaya Keraton. Bidang Hadiwinoto sangat startegis karena menyangkut segala aset Keraton Yogya yakni mengurusi administrasi dan legalisasi tanah-tanah Sultan Ground yang tersebar di DIY dan luar DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meninggalnya KGPH Hadiwinoto, adik kandung Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X meninggal duka yang mendalam. Salah satunya bagi Sekretaris Daerah (Sekda) Kadarmanta Baskara Aji, yang menilai almarhum sebagai sosok yang rendah hati.

"Gusti Hadi itu sangat gentle, rendah hati dan dekat dengan kami," kata Aji kepada wartawan, Rabu (31/3).

Aji menuturkan, almarhum masih terlihat seperti seseorang yang sedang tidak sakit tiga hari sebelum meninggalnya almarhum. Bahkan, almarhum masih menghadiri rapat bersama.

"Rapat terakhir di kantor saya, ruang rapat saya. Beliau masih tidak kelihatan gerah, masih banyak informasi yang disampaikan beliau (saat rapat)," ujarnya.

Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai sosok yang sangat menguasai bidang pertanahan. Terutama terkait tanah kesultanan.

"Di bidang beliau itu sangat mumpuni, sehingga menjadi kamus bagi kami tentang informasi-informasi pertanahan khususnya tentang tanah-tanah kesultanan. Tentu kami merasa sangat kehilangan beliau, karena untuk mencari sosok yang punya penguasaan seperti beliau itu tidak mudah," jelas Aji.

Almarhum dilaporkan meninggal dunia sekitar pukul 8.13 WIB di RSUP Dr. Sardjito. Almarhum diketahui meninggal dunia akibat serangan jantung.

"Saya hanya dapat kabar dari Gusti Mangku (putri sulung Sultan). Jadi saya mau ngecek ke sana ke Sardjito," kata Aji.

Berdasarkan keterangan resmi dari pihak keluarga, almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga di Pasarean Hastorenggo, Kotagede. Pemakaman akan dilakukan Kamis (1/4) besok pada pukul 10.00 WIB.

"Jenazah disemayamkan di rumah duka Jalan Kenari Gg. Tanjung VII UH 2/322, tepatnya utara Masjid P. Diponegoro, Kompleks Balai Kota Yogyakarta," kata keluarga almarhum berdasarkan keterangan resmi yang diberikan Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement