Senin 05 Apr 2021 16:05 WIB

UMM Mulai Bangun RS Darurat Penanganan Covid-19

Sebagian besar RT di Kabupaten Malang sudah masuk zona hijau Covid-19.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Foto Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM)
Foto: dok. Humas UMM
Foto Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) resmi memulai pembangunan RS Darurat Penanganan Covid-19 di area RS UMM, Senin (5/4). Pembangunan ini diawali dengan peletakan batu pertama bersama jajaran pemerintah setempat.

Rektor UMM Fauzan menyampaikan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan sejumlah pihak pada pembangunan RS Darurat Penanganan Covid-19 di wilayah RS UMM. Hal ini terutama untuk Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Kementerian PUPR dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. "Khususnya untuk Pak Bupati, karena kami tahu apa yang kita niatkan ini tidak akan terwujud jika tidak didukung bupati," kata Fauzan di wilayah RS UMM, Dau, Kabupaten Malang, Senin (5/4).

Fauzan berharap pembangunan RS Darurat Penanganan Covid-19 dapat selesai sesuai target yang telah ditentukan. Dengan demikian, bisa dimanfaatkan masyarakat atau pasien Covid-19 di Malang Raya. Kemudian nantinya mampu membantu membebaskan Malang Raya dari Covid-19.

Apresiasi atas pembangunan RS Darurat Penanganan Covid-19 juga diungkapkan Bupati Malang, M Sanusi. Keberadaan fasilitas ini akan banyak membawa manfaat untuk masyarakat yang terdampak Covid-19. Mereka bisa cepat terselamatkan apalagi RS mempunyai sarana dan prasarana khusus termasuk tenaga medisnya.

"Keamanannya juga khusus karena memang sudah dikhususkan RS Covid-19 tidak menyatu dengan RS umum," ucap Sanusi.

Untuk diketahui, sebagian besar RT di Kabupaten Malang sudah masuk zona hijau Covid-19. Saat ini yang tersisa zona kuning sebanyak 60 dari 14.600 RT. Sanusi menargetkan jumlah tersebut dapat berkurang dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 dan mengikuti vaksinasi.

Sementara itu, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur (Jatim), M Reva Sastrodiningrat, menjelaskan, pengembangan RS ini merupakan upaya untuk menangani Covid-19, khususnya di wilayah Malang Raya. Apalagi jumlah pasien Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 1.534.255 orang per 4 April 2021.

Selanjutnya, data pasien yang masih positif Covid-19 di Jatim pada 4 April sekitar 140.331 orang. Dari jumlah tersebut, 10.346 di antaranya berada di wilayah Malang Raya. Berdasarkan data tersebut, pemerintah menunjuk beberapa rumah sakit untuk menjadi RS Rujukan Covid-19 yang salah satunya di RS UMM. 

Adapun pengembangan rumah sakit darurat penanganan Covid-19 di RS UMM akan dilakukan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi. Rumah sakit ini akan menyediakan 65 ruang observasi dan delapan ruang isolasi. Kemudian sejumlah ruangan skrining dan fasilitas penunjang lainnya.

Menurut Reva, pembangunan RS darurat di RS UMM nantinya akan menggunakan dana siap pakai BNPB. Selanjutnya, dia juga menargetkan pembangunan RS darurat bisa selesai dalam waktu 45 hari. "Semoga bisa segera dijalankan serta didukung dengan peralatan dan tenaga kesehatan yang memadai,” ungkapnya.

Di sisi lain, Reva juga berharap pembangunan RS tersebut dapat senantiasa dipelihara dengan baik. Sekalipun ketika pandemi sudah menurun dan berakhir, RS Darurat nantinya dapat dijadikan sebagai RS penyakit infeksius di Kabupaten Malang. 

Untuk diketahui, pembangunan RS darurat juga menjadi bagian dari program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyediakan RS khusus Covid-19. Sebelumnya, pemerintah telah membangun beberapa rumah sakit serupa di Pulau Galang. Kemudian di RSUD dr. Soegiri Lamongan, RSUD Zainul Abidin Kota Banda Aceh dan beberapa tempat lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement