Senin 05 Apr 2021 17:04 WIB

Digitalisasi Ekonomi di Tengah Pandemi Dinilai Langkah Tepat

Digitalisasi UMKM sangat diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Ilustrasi digitalisasi ekonomi
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi digitalisasi ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya pemerintah dalam melakukan digitalisasi ekonomi di tengah situasi pandemi Covid-19 dinilai merupakan hal yang tepat. Dengan didukung peningkatan kualitas infrastruktur, konektivitas internet, serta edukasi, khususnya kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemulihan ekonomi nasional dianggap berada di jalan yang benar.

"Penting agar kita memanfaatkan peluang yang muncul dari pandemi untuk bergerak maju. Dari sisi retail, kita bisa kita pergunakan momentum untuk mengadopsi teknologi secara lebih luas, baik untuk mempermudah akses konsumen maupun mempermudah operasi. Dari sisi lingkungan kerja, sebaiknya kita mempertahankan fleksibilitas tempat kerja dimana karyawan bisa bekerja dari rumah maupun dari kantor. Peran kantor lalu akan bergeser menjadi tempat networking dan berkolaborasi," ujar Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis dalam webinar bertajuk “Technology for Recovery” pada acara Indonesia Summit yang digelar oleh The Economist, pekan lalu.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan bahwa digitalisasi UMKM sangat diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi serta menjadi jembatan gap terbesar dalam proses digitalisasi UMKM yakni produk yang tidak standar.

Lebih lanjut Mindaugas mengatakan, Sampoerna terus mendukung UMKM di Indonesia, utamanya para pemilik toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC), dalam melakukan transformasi digital melalui aplikasi AYO SRC. Melalui aplikasi ini, lebih dari 130 ribupemilik toko kelontong SRC dapat melakukan banyak hal, mulai dari manajemen stok toko, hingga pemesanan barang dan pembayaran secara digital.

 

"Para pemilik toko kelontong SRC yang menggunakan teknologi ini berhasil meningkatkan pendapatan secara rerata sebesar 50 persen," kata Mindaugas.

Sejak diluncurkan pada 2019, Sampoerna terus mengembangkan aplikasi AYO SRC sesuai dengan kebutuhan para anggotanya. Saat ini, aplikasi AYO SRC memiliki sejumlah fitur, termasuk Pojok Bayar, di mana konsumen dapat melakukan pembelian dan pembayaran secara daring, serta Pojok Modal, di mana pemilik toko kelontong SRC mendapat akses pinjam-meminjam antarpihak (peer-to-peer lending) dengan syarat peminjaman yang lebih mudah, serta bunga yang rendah.

Transformasi ini dinilai dapat mendorong inklusi dan literasi keuangan masyarakat, serta mempercepat tahapan pemulihan perekonomian nasional.

Lebih lanjut, Bambang menyebutkan bahwa salah satu tantangan dalam melakukan digitalisasi ekonomi, termasuk UMKM, adalah kualitas konektivitas, serta infrastruktur sistem teknologi informasi yang belum merata. Ia pun mengatakan bahwa infrastruktur sistem teknologi informasi telah menjadi prioritas pemerintah.

"Pada tahun 2021, Indonesia telah menyatakan bahwa infrastruktur Information and Communication Technology (ICT) adalah bagian dari kebutuhan infrastruktur dasar, seperti air, sanitasi, jalan, serta listrik," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement