Ahad 11 Apr 2021 18:09 WIB

MES Dorong Indonesia Jadi Pusat Halal Dunia

Dalam memproduksi makanan halal, saat ini Indonesia justru kalah dengan Brasil

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Menteri BUMN Erick Thohir dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya meresmikan Pertashop untuk Pondok Pesantren di Desa Surusunda, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Ahad (11/4).
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Menteri BUMN Erick Thohir dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya meresmikan Pertashop untuk Pondok Pesantren di Desa Surusunda, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Ahad (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN, menyebutkan selama masa kepemimpinannya sebagai Ketua MES, ada empat program unggulan yang harus dilaksanakan.

''Salah satunya menjadikan Indonesia sebagai pusat halal di dalam dan luar negeri,'' kata Erick saat menghadiri acara peresmian Pertashop Pesantren Nurul Quran di Desa Surusunda Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, Ahad (11/4).

Dia menyebutkan, Indonesia memiliki modal atau potensi yang sangat kuat untuk menjadi pusat halal dunia. ''Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menjadi sangat salah bila tidak bisa menjadi bangsa yang tidak bisa menjadi pusat halal,'' katanya.

Dia menyebutkan, dalam memproduksi makanan halal, saat ini Indonesia justru kalah dengan Brasil, yang mayoritas warganya bukan muslim. ''Saat ini, Brasil justru menjadi negara nomor satu dalam produksi makanan halal,'' jelasnya. Untuk itu, dia bertekad agar Indonesia menjadi pusat industri halal di dalam dan luar negeri

Selain menjadi pusat halal dunia, Erick menyatakan, program unggulan kedua MES, adalah mengembangkan industri keuangan syariah nasional. Hal ini juga terkait dengan populasi Indonesia yang mayoritas Muslim.

Sebelumnya, kata Erick, Indonesia belum memiliki institusi keuangan syariah yang kuat. ''Namun sebagai Menteri BUMN dan atas dukungan semua pihak, kita sekarang sudah memiliki bank syariah yang sangat besar yang nama Bank Syariah Indonesia,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, BSI saat ini bahkan sudah dalam masuk 10 besar bank besar nasional. Yakni, pada posisi ke-7.

Meski demikian dia menyatakan, upaya mengembangkan institusi keuangan syariah yang dilakukan MES akan terus dilakukan. ''BSI tak oleh berhenti di sini. Tapi juga akan mendorong produk-produk keuangan syariah lainnya agar bisa semakin berkembang,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement