Selasa 13 Apr 2021 13:59 WIB

Beras dan Batik Banyuwangi Bakal Terus Dikembangkan

Untuk mengembangkan batik dan beras Banyuwangi, BI memfasilitasi bantuan teknis.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja membatik di sentra batik seblang di Banyuwangi.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Pekerja membatik di sentra batik seblang di Banyuwangi.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUWANGI -- Komoditas beras dan produk batik dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan semakin dikembangkan. Hal ini dipertegas melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Banyuwangi dan Bank Indonesia (BI).

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, penandatanganan MoU merupakan bagian dari pemulihan ekonomi. Setidaknya ada beberapa kelompok usaha yang akan didampingi oleh pemkab. "Mulai dari soal teknis pengembangan, perluasan pemasaran, hingga akses pembiayaan,” kata Ipuk.

Menurutnya, kolaborasi dengan BI akan semakin melengkapi berbagai upaya yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk memulihkan ekonomi lokal. Hal ini terutama untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sektor pertanian serta perikanan.

Adapun upaya yang yang telah dilakukan selama ini, yakni pendampingan UMKM dan pemberian alat usaha produktif gratis. Kemudian program warung naik kelas, gerakan Hari Belanja ke Pasar dan UMKM. Selanjutnya, bantuan pupuk organik, gerai pelayanan publik khusus nelayan, dan sebagainya.

 

Kepala BI Perwakilan Jember, Hestu Wibowo menjelaskan, pengembangan komoditas beras dan batik Banyuwangi merupakan bagian dari upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Langkah ini dilakukan melalui pariwisata dan stabilisasi harga di daerah.

Seperti diketahui, beras termasuk salah kluster pangan utama di Indonesia. Oleh karena itu, menjaga ketersediaan beras menjadi hal yang penting dilakukan. Hestu berharap langkah ini bisa menjaga stabilisasi harga pangan sehingga inflasi dari kluster tersebut dapat dikendalikan.

Untuk pengembangan batik, kata Hestu, akan dilakukan kerja sama dengan Asosiasi Batik Sekar Jagad Blambangan. Sementara komoditas beras dikembangkan bersama Gapoktan Rukun Tani di Kelurahan Segobang, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Pengembangan batik diharapkan dapat mendukung upaya Pemkab Banyuwangi untuk mendorong sektor ekonomi kreatif tumbuh. Kemudian juga dapat membantu membuka lapangan kerja. Apalagi Banyuwangi memiliki beragam motif batik dan cerita di baliknya sehingga berpeluang menjadi komoditas unggulan.

Sementara untuk beras, Heru berharap, Banyuwangi dapat menjadi penyangga komoditi beras nasional. Daerah ujung Jatim ini didorong mampu memasok kebutuhan beras di daerah lain yang mengalami defisit produksi. Dengan demikian, Banyuwangi juga berkontribusi dalam pengendalian inflasi di Indonesia.

Untuk diketahui, Banyuwangi termasuk sentra produksi beras di Jatim. Banyuwangi tercatat selalu surplus produksi beras. Bahkan, surplus beras wilayah ini sempat mencapai 329.668 ton pada tahun lalu.

Untuk mengembangkan batik dan beras Banyuwangi, BI akan memfasilitasi bantuan teknis. Dalam hal ini berupa pelatihan kewirausahaan dan pengembangan kelembagaan, perluasan pemasaran hingga fasilitasi peningkatan akses pembiayaan.

Selain itu, mendukung mendukung sarana dan prasarana usaha. Sehingga pelaku usaha dapat memenuhi tingkat produksi dan mutu yang disyaratkan pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement