Ahad 18 Apr 2021 16:43 WIB

Tim UGM Catatkan Prestasi di CPDC 2021

Thanos mampu terurai alami, bisa kalahkan styrofoam dengan harga ekonomis.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Avengers dari Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meraih runner up dalam Chemical Product Design Challenge (CPDC) 2021. Kompetisi digelar Universitas Indonesia (UI) selama enam bulan mengusung tema Mitigating Global Crisis in a Sustainable Way.

Tim terdiri dari Ignatius Gerald, Krisna Kurnia, Narendra Asha, Adi Winata, dan Hanif Asshiddiq. Kompetisi diadakan secara daring diawali pengumpulan abstrak, pada November 2020, paper pada Januari 2021, dan kompetisi pada Maret 2021.

Mereka membuat produk Thanos  atau eco-friendly food packaging as styrofoam alternative berbahan dasar limbah kelapa sawit dan batang nanas. Thanos mampu terurai alami, bisa kalahkan styrofoam dengan harga ekonomis.

Produk ini berangkat dari kekhawatiran tingginya penggunaan wadah makanan sekali pakai yang meningkat selama pandemi. Gerald mengatakan, pembuatan video pitch deck mengenai produk dalam waktu singkat jadi tahapan baru tahun ini.

Karenanya, harus dipikirkan kedalaman pitch deck hingga mencapai production line, strategi pemasaran, dan business model canvas. Menurut Gerald, kondisi pandemi yang memaksa pelaksanaan daring membuat presentasi menjadi krusial.

"Ditambah dengan prototipe yang tidak bisa diuji cobakan secara langsung di depan dewan juri, sehingga dengan media terbatas peserta harus bisa meyakinkan dewan juri produk yang mereka usulkan terbaik," kata Gerald, Ahad (18/4).

Tahun ini, lanjut Gerald, mereka bisa membuat prototipe yang bisa gambarkan produk layak dikembangkan lebih lanjut. Serta, bisa menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat walaupun terkendala perizinan dan protokol untuk uji lab.

Ia berharap, produk yang mereka tawarkan bisa meningkatkan kesadaran publik terhadap permasalahan yang selama ini mungkin terlewatkan. Prototipe yang ada bisa dikembangkan lebih lanjut mempertimbangkan sisi ergonomis dan branding. "Harapan akhirnya produk ini dapat direalisasikan hingga diproduksi secara massal," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement