Senin 19 Apr 2021 22:39 WIB

Besok, Api Abadi Mrapen akan Coba Dihidupkan Kembali

Api abadi Mrapen setelah sempat padam sejak September 2020.

Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah memastikan bahwa api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, kembali menyala. Api abadi Mrapen setelah sempat padam sejak September 2020.

"Kami secara teknis berupaya keras dari bulan Februari, Maret, April 2021 atas petunjuk dan dukungan kuat dari Bapak Gubernur dan besok pagi beliau akan mencoba menghidupkan kembali api abadi Mrapen," kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko di Semarang, Senin (19/4).

Baca Juga

Sujarwanto menjelaskan, upaya yang dilakukan jajarannya untuk menyalakan kembali api abadi Mrapen antara lain, upaya teknis mencari jebakan gas dan pola distribusi aliran gas dan volume gas yang dapat ditemukan melalui pendugaan di bawah permukaan. Selain itu juga melalui pemetaan geologi permukaan, dan pengukuran geolistrik tiga dimensi ke bawah yang bertujuan untuk meyakini sekali lagi adanya sumber reservoir atau tempat menyimpan barang-barang cadangan seperti air dan bahan bakar gas yang menjebakgas di bawah permukaan tanah.

"Akhirnya kita meyakini jebakan gas dan pola distribusi aliran gas. Dari proses itu lalu kita melakukan pemboran yang pemborannya bersifat ekplorasi," ujarnya.

Menurut dia, ada dua titik yang dilakukan pengeboran dengan kedalaman masing-masing 40 meter hingga akhirnya terjadi semburan gas dan air, namun setelah ditangani, tekanan gas melemah.

Kemudian, pihaknya juga melakukan pembersihan dan pengeboran yang lebih dalam hingga pada kedalaman 42 meter.

"Hingga akhirnya tekanan kuat dan kemudian kita bersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian diikuti oleh aliran gas," katanya.

Berdasarkan hal itu, Dinas ESDM Jateng menyakini gas yang berada di aliran bawah permukaannya terorientasi kembali ke satu titik bor dan membersihkan sumur bor kedua karena memang memiliki tekanan yang tinggi sehingga reservoirnya bersih dan gasnya mengalir kuat di satu tempat.

"Inilah yang kemudian di dalam kawasan api abadi Mrapen itu, kita yakini nanti bakal akan hidup lagi," ujarnya.

Seperti diwartakan, api abadi Mrapen diketahui padam sejak 25 September 2020 dan berdasarkan keterangan Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto, sebelum padam, sempat ada semburan air bercampur gas saat pengeboran sumur yang berlokasi tak jauh dari Mrapen. Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement