Kamis 22 Apr 2021 15:12 WIB

Mayoritas Perguruan Tinggi DIY Dinilai Siap Tatap Muka

Vaksinasi tahap kedua untuk tenaga kependidikan bisa direalisasikan pada Mei 2021.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah mahasiswa salah satu perguruan tinggi mengikuti uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM) dengan melakukan protokol kesehatan.
Foto: Antara/Maulana Surya
Sejumlah mahasiswa salah satu perguruan tinggi mengikuti uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM) dengan melakukan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan tinggi di wilayah DIY terus menyiapkan diri melaksanakan perkuliahan tatap muka TA 2021/2022. Koordinasi turut dilakukan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah V, Sekda DIY, serta pimpinan PTN dan PTS DIY.

Kepala LL-Dikti Wilayah V, Prof Didi Achjari mengatakan, 80 persen kampus di DIY sudah siap melaksanakan kuliah tatap muka semester depan. Namun, perkuliahan blended atau hybrid learning tidak serta merta diwajibkan untuk seluruh kampus.

"Tergantung kesiapan dan kemampuan masing-masing PT. Jika masih belum yakin bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik, maka masih diizinkan daring terlebih dulu," kata Didi, dalam penyerahan SK Mendikbud tentang Izin Pembukaan Prodi Teknik Kimia Program Magister Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis (22/4).

Ia berharap, vaksinasi tahap kedua untuk tenaga kependidikan bisa direalisasikan pada Mei 2021. Sehingga, semua merasa aman menjalankan perkuliahan secara tatap muka, dan mahasiswa juga tidak ragu untuk dapat mengikuti perkuliahan luring.

Pada kesempatan itu, Rektor UAD, Dr Muchlas turut mengungkapkan, UAD sendiri sudah melakukan persiapan untuk 40-50 persen pelaksanaan tatap muka. Terutama, terkait infrastruktur ruang perkuliahan agar sesuai prokes Satgas Covid-19 DIY.

Selebihnya, kata Muchlas, perkuliahan masih akan dilakukan perkuliahan daring. UAD sendiri mengajukan izin pembukaan Prodi S2 Teknik Kimia dari semangat kurangnya Prodi Teknik Kimia Program Magister di Indonesia, khususnya di DIY.

Ia menekankan, salah satu tujuan pembukaan prodi untuk menghasilkan tenaga magister yang memiliki kompetensi untuk membawa industri. Khususnya, terkait bidang pengembangan energi terbarukan, pengolahan pangan dan obat-obatan.

"Agar bisa lebih maju lagi. Ke depannya, diharapkan prodi ini dapat menjadi center of excellence khususnya dalam bidang-bidang tersebut," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement