Kamis 22 Apr 2021 19:10 WIB

Cerita Berda, Istri Salah Satu Kru KRI Nanggala-402

Serda Mes Guntur Ari Prasetya menjadi juru diesel di KRI Nanggala-402.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
FOTO ARSIP - Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Foto: SYAIFUL ARIF/ANTARA
FOTO ARSIP - Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dosen Pendidikan Guru Paud Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Berda Asmara mengungkapkan, suaminya Serda Mes Guntur Ari Prasetya menjadi salah satu kru KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang di Perairan Bali bagian utara pada Rabu (21/4). Serda Mes Guntur Ari Prasetya menjadi juru diesel di KRI Nanggala-402.

Berda menceritakan, dirinya terakhir kali bertemu suaminya pada Senin (19/4), tepatnya saat Serda Mes Guntur Ari Prasetya pamit bertugas. "Seperti biasa saya diantarkan ke rumah orang tua terlebih dahulu dan pamitan mau berangkat layar. Hanya bilang doain selamat dik," ucap Berda dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (22/4).

Baca Juga

Berda menjelaskan, saat pamit bertugas, sebenarnya sang suami juga baru pulang berlayar. Tepatnya baru lima hari di rumah, sebelum kemudian kembali berpamitan untuk menjalankan tugas. Ia pun mengenang canda gurau sang suami, sebelum keberangkatannya tersebut.

"Setiap pulang suami selalu menanyakan kabar saya dan anak selama ditinggal. Kemudian bercanda gurau," ujarnya.

Sambil menahan tangisnya, Berda mengenang sosok suami yang sangat perhatian dan penyayang. Selama tidak berlayar, suaminya selalu memaksimalkan waktu untuk berkumbul bersama keluarga.

Berda mengatakan, sang suami sering menceritakan terkait risiko kerjanya. Berda pun menyatakan siap menerima segala risiko tersebut.

"Suami saat awal bekerja dahulu sudah memberi tahu saya tentang risiko kerjanya. Nunjukin video kapal selam Rusia yang hilang. Jadi mau tidak mau, siap tidak siap ya harus siap," kata dia.

Berda menjelaskan, ia mengenal suaminya sejak lulus SMA, yang dilanjutkan ke jenjang pernikahan setelah berkuliah dua semester. "Sampai sekarang usia pernikahan kami sudah 13 tahun empat bulan. Dan sudah punya satu anak perempuan, usia 8 tahun," ujarnya.

Berda mengungkapkan, dirinya baru mengetahui kapal selam yang ditumpangi sang suami hilang kontak pada Rabu petang (21/4), melalui grup ibu-ibu KRI Nanggala-402. Selama berlayar, kata dia, memang tidak bisa dikontak sampai tiga atau empat hari setelah sandar.

Hingga saat ini Berda mengaku masih menunggu kabar KRI Nanggala-402 melalui grup para istri, namun belum ada kabar apapun. Ia pun memohon doa agar segera memdapat kabar terkait sang suami. "Nunggu kabar resmi juga, mohon doanya supaya segera ada kabar," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement