Rabu 28 Apr 2021 16:29 WIB

Pemkab Kudus Targetkan 2023 Bisa Bebas Kasus Stunting

Penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 hari pertama.

Pemkab Kudus Targetkan 2023 Bisa Bebas Kasus Stunting. ilustrasi Stunting
Foto: Republika/Mardiah
Pemkab Kudus Targetkan 2023 Bisa Bebas Kasus Stunting. ilustrasi Stunting

REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan tahun 2023 bebas dari kasus tengkes (stunting) seiring dengansemakin menurunnya kasus menjadi 4,7 persen, bahkan lebih rendah dari target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.

"Kabupaten Kudus juga nomor dua di Jateng dengan temuan kasus tengkes terendah. Meskipun demikian, kami tetap berupaya menekan angka kasus tersebut hingga nantinya Kudus bebas dari kasus tengkes," kata Bupati Kudus Hartopo ditemui usai acara rembug stunting di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu (28/4).

Ia menginstruksikan Dinas Kesehatan bersama jajarannya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama ibu hamil tentang pentingnya membiasakan pola hidup sehat dan makan makanan dengan asupan gizi seimbang.

Pemkab Kudus, kata dia, juga sudah menyiapkan anggaran untuk pencegahan kasus tengkes tersebut. Sementara itu, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Muh Jumhadi dalam paparannya mengapresiasi pencapaian Kota Kudus yang kasus tengkesnya cukup rendah, bahkan di Jateng nomor dua setelah Semarang.

Kabupaten Kudus, kata dia, juga sudah memiliki perbub terkait pencegahan kasus tengkes. Ia juga optimistis Kabupaten Kudus bisa bebas kasus tengkes pada tahun 2023 karena semua sudah menyatakan komitmennya dan anggaran juga tersedia cukup besar.

"Dengan alokasi anggaran untuk bidang kesehatan sebesar 20 persen dari dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau (DBHCHT) yang mencapai Rp150-an miliar, tentunya cukup untuk menangani 3.280 kasus yang masih ada di Kudus," ujarnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi menambahkan penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak ibu hamil, menyusui dan anak usia 0-23 bulan. Oleh karena itu, janin perlu diberikan asupan gizi yang baik dan seimbang serta pemeriksaan kesehatan ibu selama masa kehamilan untuk memastikan berat badan ibu sesuai dengan usia kehamilan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement