Kamis 29 Apr 2021 21:33 WIB

Lebaran, KRL Solo-Yogyakarta Tetap Beroperasi

Operasional KRL untuk memfasilitasi mobilitas pekerja antarwilayah di Jawa Tengah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Penumpang berada di dalam gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya - Solo  di Stasiun Yogyakarta, Gedong Tengen, DI Yogyakarta, Selasa (2/3/2021). KRL yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu diharapkan dapat memudahkan mobilisasi masyarakat serta meningkatkan pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.
Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara
Penumpang berada di dalam gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya - Solo di Stasiun Yogyakarta, Gedong Tengen, DI Yogyakarta, Selasa (2/3/2021). KRL yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu diharapkan dapat memudahkan mobilisasi masyarakat serta meningkatkan pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - PT KAI Daop 6 Yogyakarta bakal tetap mengoperasikan Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo pada saat libur Idul Fitri 1442 H/2021. Sebab, operasional KRL untuk memfasilitasi mobilitas para pekerja antarwilayah di Jawa Tengah dan DIY, bukan untuk pemudik.

Deputi Eksekutif Vice President PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Ari Mulyono Madyo Saputro, menyatakan KRL tetap beroperasi selama libur Lebaran. Dia menilai, mudik lokal bukan mudik, melainkan hanya kepentingan.

Baca Juga

"Jadi kalau untuk yang lokal KRL tetep dijalankan karena fungsinya adalah untuk memfasilitasi mobilisasi masyarakat aglomerasi," kata Ari kepada wartawan di Stasiun Solo Balapan, Kamis (29/4).

Ari menyebut, masyarakat yang menggunakan KRL biasanya memiliki kepentingan tugas, dinas perkantoran, atau melakukan pekerjaan yang sifatnya pendidikan.

"Jadi KRL tetap berjalan khususnya jam-jam sibuk tetap akan dilakukan pelayanan sebagaimana kondisi yang umum," ucap dia.

Terkait surat izin keluar masuk (SIKM) yang disyaratkan pemerintah pusat, Ari menyatakan hal itu menjadi kewenangan pemerintah daerah (pemda). PT KAI akan mengikuti aturan yang ditetapkan pemda terkait.

"Kalau angkutan aglomerasi protokol kesehatannya adalah menggunakan masker dan mencuci tangan," ucapnya.

Di sisi lain, terkait operasional kereta api jarak jauh, Ari menyatakan masih menunggu kebijakan Kementerian Perhubungan. Namun, jika mengacu arahan Satgas Covid-19 nasional yang akan memberlakukan pembatasan bagi pemudik, maka otomatis ada pembatasan kereta yang berjalan.

"Jadi kereta yang berjalan memang sangat prioritas, sangat urgent buat yang ingin ke rumah sakit atau kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi kita sesuai arahan pemerintah untuk membatasi arus mudik," kata Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement