Ahad 02 May 2021 09:36 WIB

Erick Thohir Apresiasi Sinergi BUMN dengan UNS

Erick memandang sinergi berbagai pihak itu dibutuhkan untuk mencetak ketahanan SDM.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
 Menteri BUMN, Erick Thohir melakukan kunjungan kerja di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (1/5). Dalam kegiatan yang bertujuan melihat langsung kiprah perusahaan BUMN yang dekat dengan rakyat, Menteri BUMN mendapati masyarakat di level terbawah, terutama kalangan prasejahtera, merasakan perubahan dan perbaikan taraf hidup setelah bekerjasama dengan perusahaan BUMN.
Foto: BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir melakukan kunjungan kerja di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (1/5). Dalam kegiatan yang bertujuan melihat langsung kiprah perusahaan BUMN yang dekat dengan rakyat, Menteri BUMN mendapati masyarakat di level terbawah, terutama kalangan prasejahtera, merasakan perubahan dan perbaikan taraf hidup setelah bekerjasama dengan perusahaan BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar Seminar Nasional Pertanian secara virtual dalam rangka Dies Natalis ke-45 UNS pada Rabu (28/4). Seminar bertajuk "Membangun Sinergi Antar-Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka" tersebut menghadirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir sebagai keynote speaker.

Seminar yang digelar melalui platform Zoom Cloud Meeting dan disiarkan langsung di kanal Youtube itu dihadiri 100 dekan perguruan tinggi pertanian di seluruh Indonesia.

Dalam paparannya, Erick Thohir menyampaikan ketahanan pangan menjadi salah satu pilar utama dalam membangun Indonesia Emas 2045 sehingga sejak awal BUMN memprioritaskan tersebut. Di sisi lain, Erick memandang kerja sama berbagai pihak termasuk perguruan tinggi sangat diperlukan untuk mewujudkan hasil optimal yang berkualitas dan berdaya saing di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan kesehatan.

Salah satu bentuk kerja sama tersebut yakni sinergi Perum Bulog, BNI, UNS, dan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS dalam menegakkan ketahanan pangan Indonesia. Selain itu, Erick memandang sinergi berbagai pihak itu dibutuhkan untuk mencetak ketahanan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Kami percaya sinergi dengan perguruan tinggi tidak hanya memberikan hasil optimal untuk menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan kesehatan. Namun juga untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk membangun talenta dan generasi muda yang unggul dan siap memasuki dunia kerja. Ini merupakan ketahanan di bidang SDM," kata Erick Thohir.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Ahmad Yunus mengatakan kegiatan tersebut penting dilaksanakan agar terjalin sinergi yang baik antara perguruan tinggi dan industri yang mendorong pelaksanaan MBKM.

Dia mengapresiasi upaya FP UNS yang menggandeng 100 dekan perguruan tinggi pertanian di Indonesia untuk bergabung dalam membangun sinergi dunia industri, pendidikan, dan usaha.

"Hal ini supaya akademisi Fakultas Pertanian tidak asyik sendiri dengan produk yang telah dihasilkan tapi juga turut berkolaborasi dan membuka diri dengan industri untuk menghasilkan dan memasarkan produk-produk inovasi di bidang pertanian dalam arti luas," jelas Yunus seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (29/4).

Seminar tersebut diisi paparan dari lima narasumber, yakni Wahyu Kuncoro dari Perum Perhutani, Syafri Afriansyah dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Vidia Paramita dari PT SMART, Jamhari selaku Sekjen FKPTPI, dan Kusnandar selaku Ketua CDC UNS.

Seminar yang dihadiri ratusan peserta secara virtual ini juga diikuti oleh ratusan pemakalah yang mempresentasikan hasil penelitian atau pengabdian masyarakat yang telah dilakukan. Para pemakalah tersebut berasal dari kalangan perguruan tinggi, peneliti, perusahaan, bahkan masyarakat umum yang tertarik di bidang pertanian.

Terdapat 11 subtema yang dipresentasikan yakni sumber daya lahan dan air, SDM dan kelembagaan, sumber daya peternakan, sosial ekonomi pertanian, keamanan dan ketahanan pangan, teknologi produksi tanaman dan pascapanen, pengelolaan organisme pengganggu tanaman, sumber daya hutan dan ekowisata, bioteknologi, program kemitraan masyarakat dan CSR, serta pemberdayaan UMKM bidang pertanian. Dengan adanya seminar ini diharapkan tercetus banyak inovasi di bidang pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement