Senin 03 May 2021 15:29 WIB

Jateng Perketat Titik Penyekatan Antisipasi Pemudik

Sejumlah titik penyekatan yang ada di wilayah Jateng harus terus diefektifkan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas memeriksa identitas pengendara saat melakukan penyekatan pemudik di Ajibarang, Banyumas, Sabtu (24/4/2021). Antisipasi pemudik, petugas gabungan dari Pemkab Banyumas, TNI, Polri dan instansi terkait, melakukan penyekatan di lima titik perbatasan antar kabupaten, yakni batas Banyumas-Brebes, Banyumas-Cilacap, Banyumas-Purbalingga, Banyumas-Banjarnegara, dan Banyumas-Kebumen.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas memeriksa identitas pengendara saat melakukan penyekatan pemudik di Ajibarang, Banyumas, Sabtu (24/4/2021). Antisipasi pemudik, petugas gabungan dari Pemkab Banyumas, TNI, Polri dan instansi terkait, melakukan penyekatan di lima titik perbatasan antar kabupaten, yakni batas Banyumas-Brebes, Banyumas-Cilacap, Banyumas-Purbalingga, Banyumas-Banjarnegara, dan Banyumas-Kebumen.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Seluruh jajaran pengawas pergerakan pemudik antar provinsi diperintahkan untuk memperketat titik- titik penyekatan yang ada di wilayah Jawa Tengah. Perintah ini disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyusul telah terpantaunya pergerakan pemudik antar daerah yang sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir.

Usai mengikuti Rakor Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dan Penanganan Covid-19, gubernur menyampaikan, sejumlah titik penyekatan yang ada di daerahnya harus terus diefektifkan. Orang nomor satu di Provinsi Jateng tersebut mengakui, meski ada larangan dari pemerintah, masih banyak masyarakat yang nekat mudik atau melakukan pergerakan orang antar daerah.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan daerah lain guna mengoptimalkan fungsi pengawasan terhadap pergerakan para pemudik. Misalnya melalui Sekda Provinsi Jateng juga meminta untuk berkomunikasi dengan pemprov lain seperti Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Hal tersebut terkait dengan temuan para pemudik yang akan melakukan perjalanan antar daerah namun mereka berangkat dari sejumlah pool bus malam dan bukan dari terminal. “Ternyata mereka ini berangkatnya dari pool, nah yang dari pool itu ternyata tidak ada yang dites,” jelasnya, di Semarang, Senin (3/5).

Gubernur juga menyampaikan, untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Pati harus menjadi pembelajaran bagi semuanya. Sebab awal mula klaster di Pati adalah bermula dari warga yang nekat mudik dan menggelar acara di kampung halamannya tersebut.

Maka dari koordinasi hari ini adalah menegaskan pentingnya untuk melakukan penjagaan dan pengawasan yang ketat. “Sekali lagi kita mohon dukungan dari masyarakat untuk tidak mudik dulu,” tegasnya.

Bahkan, lanjutnya, tidak hanya di Kabupaten Pati, daerah lain di Jateng juga tetap mendapatkan perhatian pemprov seperti Banyumas, Purbalingga, maupun Cilacap yang berbatasan dengan Jawa Barat.

Termasuk juga mengawasi beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19. “Rasa-rasanya  hari ini kita semua mesti waspada betul, karena masih ada yang bersikeras ingin mudik,” tegasnya.

Lebih lanjut, gubernur menegaskan kembali agar warganya yang berada di luar daerah tidak mudik. Pemprov telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah lain, terutama yang harus berhubungan dengan penyekatan.

“Ada beberapa yang mesti kita cermati, pertama semua harus dalam narasi yang sama, yakni tidak mudik dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement