Selasa 04 May 2021 11:27 WIB

ToF Berakhir, Penyuluh Diharap Terapkan Ilmu di Tempat Kerja

Rangkaian kegiatan ToT dan ToF masih akan dilanjutkan setelah Idul Fitri.

 Kegiatan Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi atau Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai dijalankan.
Foto: IPDMIP
Kegiatan Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi atau Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai dijalankan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaksanaan Training of Facilitators (ToF) program IPDMIP yang dilakukan Kementerian Pertanian resmi berakhir, Ahad (2/5). Penyuluh yang mengikuti kegiatan ini diharapkan bisa menerapkan ilmu yang didapat di wilayah kerja masing-masing.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ToF memberikan banyak manfaat. "Banyak ilmu dan materi baru yang disampaikan fasilitator. Peserta harus bisa menyerap dengan baik untuk diterapkan di tempat masing-masing," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengutarakan hal serupa. "Lewat ToF, kita melakukan penguatan SDM pertanian, dalam hal ini memperkuat kapasitas penyuluh. Setelah kegiatan ini, mereka kita harapkan bisa membangun pertanian, membantu petani di daerahnya untuk meningkatkan produktivitas," katanya.  

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan (Kapusluh) BPPPSDMP Kementan, Lely Nuryati, pada penutupan ToF, mengatakan pelatihan adalah tindak lanjut dari Training of Trainer (ToT). "Sebelum ToF, kita sebelumnya menggelar dengan ToT BPP Kostratani dengan tema pemupukan berimbang meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian. Jadi kegiatan ini adalah tindak lanjut," katanya.

Lewat ToF, Kementan juga memperbaiki kekurangan pada penyuluh. "Masih ada yang harus kita perbaiki, seperti subsidi pupuk masih memiliki kelemahan validitas data, dan banyaknya petani menggunakan pupuk anorganik secara berlebihan. Dari kegiatan ini, kita akan mendorong agar petani menerapkan pemupukan berimbang," jelasnya.

Lely menambahkan, rangkaian kegiatan ToT dan ToF masih akan dilanjutkan setelah Idul Fitri. Tepatnya, melalui Bimtek BPP Kostratani.

"Ada beberapa hal yang perlu kita ingat setelah ToF, pertama pengelolaan BPP Kostratani harus lebih baik lagi, harus lebih efektif. Kita berharap semua yang dipelajari bisa diimplementasikan di wilayah kerja masing-masing," katanya. 

Selain itu, BPP Kostratani sebagai pusat data dan informasi harus terus melakukan updating terhadap data laporan utama Kementan yang merupakan cerminan kinerja di lapangan. 

"Aplikasi Simluhtan pun harus terus di-update sehingga data yang telah terintegrasi dengan RDKK dan semua aplikasi CPCL jadi satu data petani Indonesia. Teknologi pemupukan berimbang pun harus diterapkan dengan benar sesuai dengan materi yang didapat dalam pelatihan," katanya.

Lely juga mengingatkan penyuluh agar tidak lupa meng-input RDKK. Proses input data disemua BPP Kostratani pun harus dipastikan valid, dan semua data petani harus terinput di Simluhtan.

Project Manager IPDMIP, Welli Nugraha, menjelaskan jika ToF dimaksudkan menyiapkan tim fasilitator bimtek bagi penyuluh di BPP Kostratani lokasi IPDMIP. "Lewat ToF, kita berharap bisa menyusun rencana pelaksanaan bimtek bagi penyuluh diseluruh BPP Kostratani," katanya.

ToF dilaksanakan 4 hari, yaitu 29 April - 2 Mei, di Ciawi. Peserta didampingi fasilitator berkualitas, seperti dosen, penyuluh, peneliti, dan narasumber kompeten di bidangnya. "Secara unum berjalan baik dan lancar. Peserta pun antusias mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dan berhak mendapat sertifikat," katanya.

Di tempat yang sama, Yusral Tahir, Kepala PPMKP Ciawi, mengatakan IPDMIP adalah program yang bagus sekali.

"Program ini membantu petani, khususnya dalam pengolahan irigasi, dan kesuburan tanah. Saya harapkan tetap jalin kerja sama, saling support, dan jadi super tim untuk mendukung pertanian di Indonesia, sesuai program BPP Kostratani dan Kementerian Pertanian," ujarnya.

Sementara salah seorang peserta, Lisa Purba, Penyuluh Humbang Hasundutan, mengatakan siap menerapkan ilmu yang didapat.  "Kepada fasilitator, kami senang karena penyampaikannya bisa diterima dengan baik dan bisa yakin ilmu itu bisa kami terapkan di wilayah kerja kami. Kita juga sudah membiat jadwal untuk melakukan bimtek di BPP kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement