Selasa 04 May 2021 14:25 WIB

EMT Muhammadiyah Wakili Indonesia di Forum Medis PBB

Personel-personel EMT dibekali dengan logistik alat pelindung diri tambahan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Kepala Pelaksana Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah, dr Zuhdiyah Nihayati, menjadi salah satu pembicara dalam Lesson Learned from the EMT Network Disaster Response in the Pandemic. Dipusatkan di Jenewa, Swiss, kegiatan itu jadi agenda tahunan Humanitarian Networks and Partnerships Week yang digelar daring.

Kegiatan dihelat Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) dan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA). HNPW 2021 memuat banyak sesi melibatkan banyak lembaga, praktisi kemanusiaan internasional berbagai negara, dan meliputi banyak aspek yang masuk bidang kemanusiaan.

Sesi Lesson Learned from the EMT Network Disaster Response in the Pandemic masuk acara bertajuk EMT Day libatkan WHO Emergency Medical Team Initiative yang selama ini bertanggung jawab mengkoordinasi jaringan EMT di seluruh dunia. Dalam sesi itu, dr Zee menyampaikan presentasi bersama perwakilan EMT Polandia dan Inggris.

"Saya sampaikan EMT Muhammadiyah sudah melaksanakan dua penugasan selama pandemi Covid-19 ini, yaitu dalam respons gempa bumi di Mamuju Sulawesi Barat selama satu bulan dan banjir longsor akibat badai siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur selama tiga pekan," kata dia.

Ia menekankan, selama pandemi memang tidak mudah bagi EMT Muhammadiyah untuk menyiapkan respons bencana baik di level nasional, provinsi, maupun daerah. Ada SOP khusus yang disiapkan untuk menerjunkan personel EMT Muhammadiyah secara aman, dipastikan setiap personel yang turun tidak memiliki penyakit penyerta.

Lalu, dipastikan tidak sedang dalam terapi karena penyakit tertentu, menjalani tes Covid-19 sebelum dan sesudah penugasan, harus menyertakan surat keterangan sehat dan bebas Covid-19. Selain itu, personel-personel EMT dibekali dengan logistik alat pelindung diri tambahan terkait pencegahan penularan Covid-19.

"Personel EMT Muhammadiyah yang bertugas harus membawa masker, hand sanitizer, dan disinfektan, termasuk APD level 1-3, tenda tambahan untuk tinggal, fasilitas dan personel dekontaminasi serta SOP khusus penanganan sampah medis dan APD," ujarnya.

EMT Muhammadiyah, juga menerapkan prosedur khusus layanan selama pandemi. Diterapkan kepada personel yang melayani maupun pasien yang dilayani, memodifikasi tenda layanan agar cukup ventilasi dan sirkulasi udara, membatasi jumlah pendamping, mewajibkan pemakaian masker bagi pasien dan pendamping.

"Melakukan skrining harian bagi personel yang bertugas dan penyemprotan disinfektan tenda pelayanan," kata Zee. Ditambahkan, tantangan yang dihadapi yaitu menghadapi bencana multi hazard, risiko paparan Covid-19 yang tinggi, persiapan yang lebih kompleks, keharusan untuk asesmen seluruh aspek pelayanan terkait Covid-19.

Kendati begitu, ia menekankan, semua pengalaman tersebut sangat berharga bagi EMT Muhammadiyah. "Yaitu, meningkatkan kapasitas personil dan standar fasilitas serta logistik, koordinasi dan kolaborasi dengan lembaga lain jadi lebih mudah dan terorganisir serta yang utama, EMT Muhammadiyah jadi lebih terorganisir," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement