Senin 17 May 2021 14:19 WIB

Guru Besar Teknik UGM Prof Budi Prayitno Wafat

Budi adalah ilmuwan yang telah memberikan kontribusi besar ilmu arsitektur.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi
Foto: Republika
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Direktur Perencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Budi Prayitno, meninggal dunia. Guru Besar Fakultas Teknik UGM itu meninggal pada 15 Mei 2021 di RSUP Dr Sardjito di usia 59 tahun meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

Sebelum dimakamkan di Sawitsari, jenazah disemayamkan di Balairung pada Ahad pagi untuk mendapat upacara penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM. Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga Budi Prayitno.

"Semoga almarhum memperoleh tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT, diterima amal kebaikannya dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh ketabahan melanjutkan perjuangan almarhum," kata Panut, Ahad (16/5).

Panut mengaku mengenal Budi sebagai ilmuwan yang telah memberikan kontribusi besar ilmu arsitektur, khususnya dalam pengembangan perumahan dan pengembangan perkotaan. Sempat pula disampaikan dalam pidato pengukuhan Budi pada 23 Juli 2020 lalu.

 

Dalam pidatonya, Budi menyampaikan pembangunan perumahan rakyat sampai saat ini belum memakai cara pandang sistemik atau masih cenderung parsial atau fragmented. Sedangkan, kita dihadapi tantangan kompleks dan rumit memenuhi kebutuhan papan.

Untuk itu, perlu paradigma baru yang memposisikan rumah sebagai bagian dari isu perkotaan, dan lahan faktor penentu efektivitas penyediaan perumahan. Paradigma baru ini pembangunan perumahan sebagai bagian dari ekosistem industri perkotaan.

"Ekosistem terdiri dari tiga unsur yaitu ekonomi perkotaan, ruang dan infrastruktur perkotaan serta ketangguhan perkotaan yang diintegrasi pemberdayaan nilai tangkapan lahan perkotaan melalui cohabitation dengan metode perekayasaan kebijakan melalui penguatan intervensi, institusi, inovasi, infrastruktur dan investasi," ujar Panut.

Budi menyampaikan tantangan pemenuhan kesejahteraan atas papan semakin berat akibat fenomena perumahan mengkota, mengakibatkan harga konstruksi dan harga lahan semakin tinggi. Proses densifikasi dan intensifikasi pemanfaatan lahan kini sangat masif.

Lalu, didominasi kekuatan pasar sangat rentan menimbulkan ketimpangan distribusi kesejahteraan atas papan. Budi menyampaikan perlunya inovasi kebijakan, strategi, dan perlindungan hak bermukim masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan miskin.

"Sejak 2017 hingga menutup mata, beliau mengemban amanah Direktur Perencanaan UGM, jadi tulang punggung kami menyusun perencanaan pembangunan kampus. Pengalaman dan jejaring beliau yang luas mengantarkan kesuksesan berbagai pembangunan fisik UGM," kata Panut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement