Senin 24 May 2021 14:40 WIB

Dinkes Kabupaten Semarang Perluas Skrining terhadap Bumil

Sebanyak 26 puskesmas di Kabupaten Semarang dikerahkan untuk melakukan skrining.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dinas Kesehaan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus memperbanyak cakupan skrining Covid-19 terhadap kelompok masyarakat berisiko tinggi. Khususnya pada kelompok ibu hamil (bumil) yang ada di daerahnya.

Di tengah tren munculnya klaster keluarga, skrining Covid-19 dengan menyasar ibu hamil terus ditingkatkan agar Dinkes dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada ibu hamil. Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Ani Raharjo mengungkapkan, ibu hamil merupakan salah satu dari sekian kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi jika sampai terpapar Covid-19.

“Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, dalam hal ini Dinkes, aktif melakukan skrining di tengah-tengah masyarakat, guna memproteksi para ibu hamil,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (24/5).

Ani menjelskan, sepanjang Januari sampai Mei 2021 ini, di Kabupaten Semarang sedikitnya 974 ibu hamil yang telah dilakukan skrining Covid-19. Selain untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di kalangan ibu hamil, kiat tersebut juga dilakukan untuk menekan angka kematian pada ibu hamil di tengah pandemi yang belum kunjung mereda.

“Ibu hamil, jika dibilang klaster, ya bukan karena mereka kan tidak mengelompok. Namun antisipasi tersebut penting dilakukan agar penanganannya ketika menghadapi proses persalinan tidak salah,” tegasnya.

Skrining pun, masih lanjut Ani, juga diprioritaskan bagi ibu hamil pada trimester ketiga atau menjelang proses persalinan. Karena pada fase tersebut ibu hamil memang membutuhkan perhatian yang lebih dan khusus.

Pun demikian jika dari skrining itu ditemukan hasil yang positif dari hasil swab, penanganannya pun juga bakal dibedakan. “Tentu ada penanganan khusus ketika menghadapi persalinan dan kita pun juga harus memiliki riwayat status ibu hamil tersebut,” lanjutnya.

Terkait dengan upaya skrining itu, Ani juga memastikan sebanyak 26 puskesmas yang ada di Kabupaten Semarang telah dikerahkan. Menurutnya, fokus Dinkes Kabupaten Semarang adalah melakukan deteksi dini.

Dalam skrining yang sudah dilakukan  memang ditemukan beberapa ibu hamil yang terpapar Covid-19. Namun persentasenya masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah ibu hamil yang sudah dilakukan skrining dan telah mendapatkan penanganan yang semestinya.  

Kendati begitu, ia juga mengimbau agar para semua ibu yang sedang hamil untuk tetap disiplin dan mematuhi protokol kesehatan serta SOP pencegahan Covid-19. Sehingga, berbagai risiko tertular Covid-19 bisa ditekan dan diminimalkan.

Pun demikian, ketika memang diminta untuk skrining juga harus dilaksanakan dan juga dipatuhi, demi kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan terkat dengan dengan klaster di Kabupaten Semarang, klaster keluarga masih mendominasi.

Usai libur Lebaran pun dibenarkan Ani angka persentase positif Covid-19 meningkat meski terpantau tidak signifikan. “Namun Dinkes masih melakukan pemantau hingga sepekan ke depan baru bisa dipastikan akumulasi kenaikannya, setelah 14 hari masa libur Lebaran," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement