Selasa 25 May 2021 12:23 WIB

Petani di Kabupaten 50 Kota Diajarkan Menggunakan Alsintan

Menurut Menteri Pertanian, pemanfaatan alsintan sudah tidak bisa dihindari.

Petani memanen padi menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) saat panen raya.
Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Petani memanen padi menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) saat panen raya.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMATERA BARAT -- Pentingnya pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pertanian, disampaikan ke petani di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Penyampaian tersebut dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP, pekan lalu.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pemanfaatan alsintan sudah tidak bisa dihindari. "Kita sudah menuju era 4.0. Era di mana pemanfaatan teknologi dan digital menjadi sangat penting. Pertanian pun sudah harus menyambut era ini. Caranya dengan memanfaat alsintan untuk mendukung aktivitas," tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMDP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengutarakan hal serupa. "Banyak keuntungan dengan memanfaatkan alsintan. Pertama biaya produksi bisa ditekan. Kemudian produktivitas pun bisa digenjot," katanya.

Sekolah Lapangan IPDMIP yang mengajarkan pemakaian rice transplanter, dihadiri Wakil Bupati, Kepala UPTD BPP Kabupaten 50 Kota, Korlap IPDMIP, serta kelompok tani petani DI IPDMIP.

Wakil Bupati 50 Kota, Rizki Kurniawan Nakasri mengatakan, ada empat prioritas kebijakan kepala daerah. "Salah satunya adalah percepatan pembangunan pertanian. Untuk itu, kami akan fokus agar bisa merealisasikan serta menyerap semua anggaran yang digelontorkan pada 2021 dan 2022," katanya. 

Menurut Wakil Bupati Rizki Kurniawan, program IPDMIP berdampak positif ada peningkatan produktivitas pertanian di Kabupaten 50 Kota. "Tahun 2018 lalu, produktivitas kita 4,2 ton. Tahun 2019, jumlah itu meningkat menjadi 4,6 ton. Dan tahun 2020 meningkat lagi jadi 4,9 ton. Artinya program ini meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, kita ingin program ini berlanjut," katanya 

Sementara Kepala UPTD Balai Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumatera Barat, Rezky Hidayat, program IPDMIP di Sumbar telah ditanda tangani tahun 2017.

"Dan tahun 2018 diadakan pelatihan untuk petugas. Kegiatan IPDMIP yang kami laksanakan yaitu penangkaran benih, dan pemberian benih sebar. Titik kuncinya adalah benih bersertifikat. Karena, kelemahan petani adalah menggunakan benih tidak berlabel sehingga produksi tidak meningkat," katanya. 

Untuk itu, Rezky berharap pada lahan irigasi ini bisa ditingkatkan pendapatan sesuai sasaran IPDMIP. "Dan dengan Sekolah Lapang IPDMIP petani di Sumbar dan Kabupaten 50 Kota bisa melaksanakan input teknologi pertanian, seperti rice transplanter, combine harvester, dan lainnya. Sehingga ada penekanan daya produksi. Dampaknya meningkatkan pendapatan petani," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement