Kamis 27 May 2021 16:23 WIB

Pemkot Yogyakarta Siap Lanjutkan Simulasi PTM Pekan Depan

Ada 10 sekolah yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar saat simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar saat simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan memulai simulasi lanjutan untuk pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di jenjang SD dan SMP. Sepuluh sekolah kembali terlibat dalam simulasi tahap kedua ini seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

"Kita coba lagi (simulasi pembelajaran tatap muka) pekan depan, ini (penyebaran Covid-19) sudah kelihatan aman," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Dedi Budiono, di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (27/5).

Dedi menuturkan, simulasi sebelumnya sempat dihentikan mengingat adanya peserta didik yang menerima tamu dari luar daerah dan melakukan kegiatan wisata. Sehingga, dikhawatirkan adanya penyebaran Covid-19 yang dapat dibawa ke lingkungan sekolah selama pembelajaran tatap muka berlangsung.

"Sekitar 20 persen dari anak itu menerima tamu dari luar kota dan sekitar 20 persen juga diajak orang tuanya ke tempat wisata, maka kita berhentikan dulu simulasi," ujarnya.

Adapun 10 sekolah yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka ini terdiri dari lima SD dan lima SMP. Untuk SD ada SD Muhammadiyah Karangkajen, SD Lempuyangwangi, SD Tegalrejo, SD Margoyasan dan SD Serayu. "Sedangkan SMP ada SMPN 8, SMPN 1, SMPN 15, SMPN 9, dan satu lagi SMPN 7," jelas Dedi.

Untuk sarana dan prasarana di 10 sekolah yang melakukan simulasi tatap muka ini sudah disiapkan dengan matang. Mulai dari gerbang hingga selesai melakukan pembelajaran, katanya, sudah diatur dengan sedemikian rupa.

Kegiatan belajar pun hanya dilakukan selama dua jam dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat. Selama kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah, tidak diiringi dengan istirahat.

"Kalau sudah di sekolah pelaksanaannya sangat terjamin keselamatannya, karena anak tidak melakukan mobilitas ke mana-mana. Karena tidak ada istirahat dan tidak ada kegiatan ke kantin, murni hanya pembelajaran dan hanya berlangsung dua jam di sekolah, selesai tanpa istirahat dan anak-anak dijemput kembali orang tuanya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement