Kamis 03 Jun 2021 16:44 WIB

Resmikan Pasar Panican, Ganjar Soroti Soal Sampah

Masalah sampah hendaknya bisa dikelola dengan baik

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kiri), berdialog dengan sejumlah pedagang.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kiri), berdialog dengan sejumlah pedagang.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Purbalingga, Kamis (3/6), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan diri meresmikan proyek revitalisasi Pasar Rakyat di Desa Panican Kecamatan Kemangkon, Kamis (3/6). Namun dalam peresmian tersebut, gubernur menyoroti masalah sampah pasar yang dinilai belum memadai.

''Tolong dijaga kebersihannya. Jaga betul. Kalau mulainya seperti ini, nanti di akhir juga seperti ini. Jadi saya minta agar masalah sampah ini bisa dikelola dengan baik,'' jelasnya.

Bahkan dia berharap, para pedagang dan pengelola pasar bisa melakukan memilah sampah yang dihasilkan dalam proses perdagangan di Pasar Panican. ''Sampah organik dan anorganik, sebaiknya dipisah agar bisa dikelola dengan baik. Mumpung pasarnya masih baru,'' katanya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga meminta agar proses pembagian lapak dagangan bagi para pedagang bisa dimusyawarahkan dengan baik. ''Jangan saling berebut. Saat bertransaksi dengan pedagang, saya minta agar pada pedagang dan pengunjung juga harus selalu memperhatikan protokol kesehatan,'' katanya.

Menurutnya, program revitalisasi Pasar Rakyat Panican ini merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Jateng untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan di bidang perdagangan. Pasar ini dibangun dengan sumber dana dari Bantuan Gubernur (Bangub) Provinsi Jateng tahun Anggaran 2020, dengan nilai proyek mencapai Rp 6.144.810.000.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada gubernur yang telah memberikan perhatian terhadap pembangunan Pasar Panican. ''Dengan adanya bangub dari Privinsi Jateng, proyek revitalisasi Pasar Rakyat Panican bisa diselesaikan,'' katanya.

Ia menyebutkan, proses revitalisasi  pasar ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 2016. Saat itu, pemkab mengalokasikan anggaran dari APBD senilai Rp 1 miliar hanya untuk pembangunan kios depan.

''Alhamdulillah, pada 2020 Bapak Gubernur mengalokasikan Rp 6,7 miliar, sehingga proyek revitalisasi bisa diselesaikan,'' katanya.

Saat ini, kata bupati, para pedagang masih melakukan aktivitas perdagangan di shelter sementara, karena masih harus dilakukan pekerjaan finishing.

Nantinya, pasar ini dapat menampung 249 pedagang khusus untuk pedagang yang sudah aktif berjualan di pasar ini sejak lama. Pasar ini terdiri dari 124 lapak, 103 kios dalam, dan 28 unit kios luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement