Sabtu 05 Jun 2021 20:18 WIB

Menkes Minta Gubernur Jateng Dampingi Bupati Kudus

Ada beberapa hal yang mesti dibenahi di Kudus.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) berbincang dengan Kepala Puskesmas Jati Ahmad Muhammad (kedua kiri) saat meninjau penanganan COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (5/6/2021). Dalam kunjungan itu, Menkes meninjau penanganan COVID-19 di sejumlah rumah sakit dan puskesmas serta memberikan bantuan berupa 30 ventilator, 50 ribu swab Antigen dan 50 ribu vaksin serta mengirim sebanyak 38 tenaga kesehatan terdiri perawat dan dokter dari IDI.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) berbincang dengan Kepala Puskesmas Jati Ahmad Muhammad (kedua kiri) saat meninjau penanganan COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (5/6/2021). Dalam kunjungan itu, Menkes meninjau penanganan COVID-19 di sejumlah rumah sakit dan puskesmas serta memberikan bantuan berupa 30 ventilator, 50 ribu swab Antigen dan 50 ribu vaksin serta mengirim sebanyak 38 tenaga kesehatan terdiri perawat dan dokter dari IDI.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menilai banyak sekali ketidaksiapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, dalam upaya menangani lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di daerahnya.

Secara khusus menkes meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk melakukan advokasi sekaligus pendampingan kepada Bupati Kudus, HM Hartopo guna membantu penanganan lonjakan kasus Covid-19, di 'Kota Kretek' tersebut.

Permintaan tersebut disampaikan langsung Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo, saat keduanya bertemu di rumah dinas Gubernur, Puri Gedeh, Semarang, Sabtu (5/6).

Sebagai pembina, jelas menkes, gubernur diharapkan bisa mendukung dan membantu Bupati Kudus dalam menangani persoalan lonjakan kasus Covid-19, yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

"Kalau tekanannya terlalu banyak, kadang- kadang bupati pusing mesti ngapain, tapi kalau ada 'kakaknya' yang mendampingi, maka bupati bisa lebih tenang, dalam menghadapi situasi tersebut," jelasnya.

Sementara itu, dalam pertemuan antara menkes dan gubernur tersebut telah membahas sejumlah hal terkait dengan langkah- langkah penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus termasuk sejumlah problem yang masih dihadapi.

Budi Gunadi menyampaikan ada beberapa hal yang mesti dibenahi di Kudus. Misalnya 'tekanan' di rumah sakit Kudus harus dikurangi --dengan cara-- pasien Covid-19 yang kondisinya berat agar perawatannya dikirim ke Semarang.

Selain itu, untuk pasien yang positif Covid-19 namun tanpa gejala harus diisolasi terpusat. Protokol kesehatan juga harus bisa ditingkatkan lagi dan  Bupati Kudus juga harus sering memberikan sosialisasi dan edukasi.

Para tenaga kesehatan (nakes), lanjutnya, juga harus diberikan penanganan tersendiri agar kemudian tidak terjadi penularan di lingkungan rumah mereka. Misalnya sementara tinggal di tempat khusus seperti hotel atau asrama.

Terkait penambahan nakes, menkes juga mengaku sudah membantu dengan menambah dokter dan perawat ke Kudus. Sejauh ini sudah 38 dokter dan 70 perawat yang diperbantukan untuk penanganan lonjakan kasus di Kudus.

"Nanti kami carikan tambahan dari sini (red; Jawa Tengah) lagi, termasuk yang dari rumah sakit swasta agar bisa membantu penanganan di Kudus," jelasnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lanjut Budi Gunadi,  juga sudah mengirimkan 50.000 antigen ke Kudus untuk mempercepat testing dan tracing. Mobil PCR dari Jogja juga sudah dikirimkan ke Kudus.

"Saya minta tracing dan testing ditingkatkan, tapi kalau sudah positif jangan isolasi di rumah atau di rumah sakit lalu ditungguin. Siapkan tempat isolasi terpusat, agar tidak menyebar," tambahnya.

Kemenkes juga sudah mengirim 50.000 dosis vaksin ke Kudus. "Bahkan daerah penyangga di sekitarnya juga akan kami tambah jatah vaksinnya. Dengan cara-cara ini, insyaallah lonjakan kasus Covid-19 di Kudus akan bisa dikendalikan," tegasnya.

Sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan, ada dua hal yang disampaikan oleh menkes dalam pertemuan hari ini. Pertama terkait upaya penanganan medis seperti yang saat ini disampaikan menkes dan kedua upaya secara politis.

Untuk upaya secara politis menjadi tugas gubernur untuk melakukan pembinaan kepada Bupati Kudus, seperti halnya yang diinginkan oleh Menkes, Budi Gunadi.

"Maka saya minta Bupati Kudus nggak perlu ragu. Kalau harus melakukan tindakan tertentu, lakukan saja, kalau ada kompetensi yang kurang, segera cari agar keputusan bisa cepat dan semua bisa segera berjalan," tegasnya.

Ganjar juga meminta Bupati Kudus segera membuat tempat isolasi terpusat. Masyarakat yang OTG harus dimasukkan ke tempat isolasi terpusat tersebut dan kalau tidak ada tempatnya, kirim ke Kota Semarang.

Karena di ibu kota Provinsi Jawa Tengah tersebut punya beberapa tempat isolasi terpusat. Atau kalau memang mau ke Asrama Haji Donohudan juga ada. "Sekarang yang penting Bupati perintahkan itu, maka semua bisa berjalan," tegasnya.

Gubernur juga mengajak masyarakat Kudus untuk membantu dan mendukung kebijakan bupati dan jajarannya . Sejumlah daerah penyangga Kudus diminta saling mendukung. Termasuk TNI/Polri diminta siaga.

Artinya semuanya sudah disiapkan, maka sekarang tinggal keputusan- keputusan dari Bupati Kudus. "Kami (pemprov) tentu akan terus mendampingi, bahkan sudah ada tim prmprov yang mulai hari ini ngantor di Kudus.

"Kami akan selalu mendampingi dan memberikan advokasi, biar semuanya semangat kembali untuk menangani dan lonjakan kasus di Kabupaten Kudus bisa segera terkendali," tandas gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement