Rabu 09 Jun 2021 15:26 WIB

Gerakan Daster Si Ipah Kurangi Sampah Organik di Probolinggo

Pemkot Probolinggo mendorong warga membuat kompos melalui gerakan Daster Si Ipah.

Seorang anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menyelesaikan pembuatan komposter . ilustrasi
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Seorang anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menyelesaikan pembuatan komposter . ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Pemerintah Kota Probolinggo menggelar sosialisasi Gerakan "Daster Si Ipah" (Dengan Komposter, Siap Pilah Sampah) untuk mengurangi sampah organik di rumah tangga. Dengan gerakan ini diharapkan bisa menyelesaikan masalah sampah.

Sekda Kota Probolinggo drg Ninik Ira Wibawati mengatakan dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan untuk sampah yang diangkut ke Taman Pemprosesan Akhir (TPA). Selain itu, banyaknya penimbunan sampah liar dan melubernyatempat penampungan sampah (TPS) yang tersebar di berbagai titik di wilayah kota.

Baca Juga

"Hal itu menunjukkan adanya produksi sampah per individu yang semakin meningkat dan juga tidak lepas dari adanya penambahan jumlah penduduk, serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pemilahan sampah," tuturnya.

Dari data sampah yang ada di wilayah Kota Seribu Taman itu, timbunan sampah dengan komposisi sampah basah/organik mencapai hampir 6 persen. Di TPA sendiri sudah ada tiga landfill yang disiapkan, dimana dua landfill yang ada, kapasitasnya sudah overload dan satu landfill lainnya pun kondisinya sudah hampir mendekati overload.

Sebagai upaya mengatasi persoalan sampah rumah tangga sebagai sumber terbesar timbulan sampah, lanjutnya, Pemkot telah berinovasi mengembangkan kegiatan pengomposan sampah organik skala rumah tangga. Inovasi itu dikenal dengan istilah 'Daster Si Ipah' yang merupakan kegiatan mengompos sampah organik rumah tangga yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dengan harapan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga bisa berkurang.

"Terutama sisa makanan atau sampah dapur," katanya.

Tujuan utama "Daster Si Ipah" adalah untuk mengurangi jumlah timbunan sampah rumah tangga yang berasal dari aktivitas sehari-hari di rumah, seperti memasak, belanja dan lain-lain. "Para ibu yang menjadi pemimpin dalam organisasi wanita, kami harapkan dapat menjadi agent of change untuk mengarahkan anggotanya untuk bijak dari rumah masing-masing. Salah satunya dengan melakukan pemilahan sampah dan pengomposan sampah organik," ujarnya.

Ia juga mengingatkan perilaku yang dapat dibiasakan oleh masyarakat mulai sekarang yakni memilah sampah mulai dari diri sendiri dan melakukan komposting sampah organik yang dihasilkan."Sampah organiklah yang menghasilkan gas methan, sehingga kalau sampah organik bisa diolah sendiri jadi pupuk, maka sampah anorganik bisa kita pilih lalu dijual, atau ditabung di bank sampah," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement