Rabu 16 Jun 2021 02:18 WIB

Jumlah Kasus Baru Covid di Gunung Kidul Kembali Pecah Rekor

Tercatat 136 kasus positif Covid-19 di Gunung Kidul pada Selasa (15/6).

Wisatawan bermain air di kawasan Pantai Baron, Tanjungsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan bermain air di kawasan Pantai Baron, Tanjungsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (15/6), kembali memecahkan rekor. Yakni, sebanyak 136 kasus, sehingga total selama pandemi menjadi 3.861 kasus.

Pada Senin (14/6), penambahan kasus harian terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 102 kasus yang paling banyak dari kluster hajatan Tepus. Kemudian, hari ini naik kembali menjadi 136 kasus yang disebabkan klaster hajatan Nglipar.

Baca Juga

"Hingga malam ini, penambahan terbesar kasus penambahan harian Covid-19 adalah klaster hajatan di Kecamatan Nglipar. Namun, saya belum mendapat data lengkapnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Selasa (15/6).

Dewi mengakui peningkatan kasus tertinggi disebabkan klaster hajatan. Mulai klaster hajatan di Kecamatan Panggan dengan 47 kasus, klaster hajatan di Kecamatan Tepus yang totalnya lebih dari 43 kasus, kemudian klaster pondok pesantren, dan klaster pabrik tas.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gunung Kidul, total kasus terkonfirmasi Covid-19 sejak pandemi sudah ada 3.861 orang dengan rincian sembuh 3.000 orang, dan meninggal dua 176 kasus, dan dalam perawatan ada 686 orang.

"Tempat tidur di rumah sakit rujukan sementara bisa teratasi, tapi ada peningkatan pemakaian tempat tidur," katanya.

Sementara itu, Camat Tepus Alsito mengatakan klaster hajatan Tepus, berawal pada 8 Juni lalu, salah satu anggota keluarga yang menggelar hajatan mengeluhkan sakit hingga dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Saat itu juga dilakukan usapan (swab) kepada yang bersangkutan, karena belum keluar sampai hari H pelaksanaan hajatan.

Saat hari H tidak ada yang tahu bahwa kalau ada yang positif Covid-19. Hal ini dikarenakan hasil usapan keluar 12 Juni. Setelah hasil usap keluar, petugas puskemas langsung melakukan penelusuran secara maraton terhadap anggota keluarga dan warga yang terlibat hajatan.

"Selama tiga hari, petugas melakukan penelusuran terhadap puluhan kontak erat dari 12-14 Juni. Hasilnya, 43 orang yang terkonfirmasi Covid-19. Saat ini, petugas kesehatan masih melakukan pengembangan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement