Jumat 18 Jun 2021 12:33 WIB

Tekan Penyebaran Covid-19 Bangkalan, Tracing Dimassifkan

Tracing dilakukan di empat kecamatan yang dianggap menjadi pusat transmisi Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Polisi berjaga saat penyekatan di Dermaga Penyeberangan Ujung (Surabaya)-Kamal (Madura), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Penyekatan dengan dilakukan tes Antigen bagi penumpang kapal dari Pulau Madura itu untuk menelusuri penyebaran COVID-19, menyusul meningkatnya kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Polisi berjaga saat penyekatan di Dermaga Penyeberangan Ujung (Surabaya)-Kamal (Madura), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Penyekatan dengan dilakukan tes Antigen bagi penumpang kapal dari Pulau Madura itu untuk menelusuri penyebaran COVID-19, menyusul meningkatnya kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku, pihaknya terus melakukan berbagai upaya dalam menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memassifkan tracing, utamanya di empat kecamatan yang dianggap menjadi pusat transmisi penyebaran Covid-19.

"Saat ini status Bangkalan, beberapa kecamatan sudah masuk ke dalam zona merah. Kami mengidentifikasi 4 kecamatan. Upaya tracing terus kami intensifkan," kata Emil, Jumat (18/6).

Emil menjelaskan, Pemprov Jatim juga terus melakukan langkah-langkah persuasif, berupa ajakan kepada masyarakat untuk meningkatkan peran aktif menangani Covid-19 di Bangkalan, Madura. Hal itu dilakukan dengan melibatkan para ulama, kiyai, hingga elemen pondok pesantren.

"Dengan ada inisiatif dari pesantren, guru agama, dan dengan adanya program rumah sehat dapat membantu mengatasi keterbatasan ketersediaan isolasi di Bangkalan. Karena apabila ditumpukkan pada 6 rumah sakit penyangga di Surabaya, akan beresiko," ujar

Emil menambahkan, Pemprov Jatim juga intensif melakukan pemetaan dan pendataan kapasitas rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR). Itu dilakukan untuk mengantisipasi rumah sakit agar tidak terjadi over kapasitas.

"Kita memastikan program di rumah sakit bisa dibagi dengan fasilitasi isolasi, agar mendapat penanganan intesif. Terkait upaya keterbatasan Faskes (fasilitas kesehatan) di Bangkalan, itu fokus kami untuk memastikan rumah sakit penyangga menerima bukan hanya kasus dari Bangkalan saja," kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement