Selasa 22 Jun 2021 14:32 WIB

Shelter Penanganan Covid-19 di Tegalrejo Terisi 90 Persen

Satgas Covid-19 juga menyiapkan shelter lainnya di tiap-tiap RT/RW atau kelurahan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien Covid-19.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keterisian tempat tidur (//bed occupancy rate/BOR) di Shelter Tegalrejo, Yogyakarta, sudah mencapai 90 persen. Meningkatnya BOR di shelter penanganan Covid-19 ini menyusul lonjakan kasus positif yang terus terjadi.

"Shelter sudah 90 persen yang terpakai, ada beberapa kamar yang kosong," kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Walaupun  hampir penuh, pihaknya juga menyiapkan shelter lainnya di tiap-tiap RT/RW atau kelurahan. Sehingga, shelter untuk penanganan Covid-19 dinilai masih mencukupi dalam penanganan lonjakan kasus.

"Kita juga menyiapkan beberapa shelter yang ada di wilayah, baik di balai RK maupun balai RW, shelter banyak," ujar Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut.

Hingga saat ini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Yogyakarta yang sedang dalam perawatan mencapai 811 kasus. Dari 811 kasus tersebut, kata Heroe, sebagian menjalani perawatan di rumah sakit, ada yang ditempatkan di shelter dan beberapa melakukan isolasi mandiri.

Sementara itu, terkait dengan perkembangan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga terus bertambah. Setidaknya, sudah lebih dari 50 ASN yang dilaporkan positif.

ASN yang dilaporkan positif itu tersebar di delapan organisasi perangkat daerah (OPD). Terbanyak ditemukan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta yang mencapai 30 ASN.

"Dari lima (sub) bidang yang ada di Dinsoskertrans, ada empat bidang yang mereka terkena paparan. Ada satu yang sama sekali tidak kena itu (sub bidang) tenaga kerja dan hubungan industrial," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement