Jumat 25 Jun 2021 13:49 WIB

Ganjar Minta Orang Tua Izinkan Mahasiswa Tangani Covid-19

Ganjar berkoordinasi dengan IDI dan PPNI agar mengizinkan mahasiswa ikut membantu.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ganjar Minta Orang Tua Ijinkan Mahasiswa Tangani Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Istimewa
Ganjar Minta Orang Tua Ijinkan Mahasiswa Tangani Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Di tengah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan (nakes), penanganan para penyintas Covid-19 di Jawa Tengah terus membutuhkan dukungan dari elemen masyarakat yang lain.

Salah satunya adalah para mahasiswa kedokteran, keperawatan serta mahasiswa di bidang ilmu kesehatan lainnya yang telah banyak membantu meringankan tugas- tugas para nakes baik di lingkungan fasilitas kesehatan (faskes) maupun tempat isolasi terpusat.

Sebagai bentuk dukungan moral kepada para sukarelawan mahasiswa tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan pesan khusus kepada para orang tua yang memiliki putra/ putrinya kuliah di fakultas kedokteran, keperawatan dan kesehatan lainnya.

“Lebih khusus kepada para orang tua mahasiswa --yang sejauh ini telah—mengabdikan sebagian tenaganya dan terlibat langsung dalam membantu para nakes menangani pasien Covid-19,” ungkapnya, di Semarang, Jumat (25/6).

Gubernur pun memohon keikhlasan para orang tua agar mengizinkan putra/ putri mereka untuk ikut berperan membantu negara dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19, yang ada di daerahnya.

Menurut gubernur, di tengah lonjakan pasien Covid-19 seprti sekarang, pemerintah memang terkendala oleh jumlah nakes yang terbatas, setelah para nakes di berbagai faskes juga jamak ikut terpapar.

Gubernur bahkan juga telah koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat nasional Indonesia (PPNI), Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) dan lainnya untuk mengizinkan mahasiswa ikut membantu.

Sekarang memang sudah ada tambahan dukungan nakes, tetapi menurutnya masih tetapi kurang. “Maka kami akan bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam penanganan Covid-19 ini,” tegasnya.

Para mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa ilmu keperawatan dan kesehatan lainnya yang sudah masuk pada semester akhir, jelasnya, akan digandeng untuk membantu penanganan pandemi.

Kendati begitu, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut mengakui hal tersebut tidak mudah, karena –berdasarkan informasi yang diterimanya, banyak orang tua mahasiswa yang tidak mengizinkan putra/ putri mereka terjun membantu penanganan Covid-19.

“Sudah ada laporan yang saya dengar, anaknya (mahasiswa) banyak yang mau, tetapi orang tuanya yang kemudian tidak mengizinkan,” kata Ganjar.

Oleh karena itu, gubernur pun menyampaikan permohonannya kepada orang tua mahasiswa kedokteran atau sekolah perawat, untuk mengizinkan putra/ putri mereka bisa membantu.

“Saya mohon, karena saat ini negara sedang memanggil, kemanusiaan memanggil dan kita sedang butuh anak-anak panjenengan yang ahli untuk membantu menangani pandemi ini,” tegasnya.

Gubernur juga menyampaikan, bisa memahami kekhawatiran dari para orang tua yang putra/ putrinya diminta untuk membantu penanganan pandemi, karena memang ada risiko besar di balik itu semua.

Maka ia pun selalu meminta kepada seluruh faskes pelayanan penanganan Covid-19 agar SOP-nya juga dijaga ketat. Karena kalau ada bantuan tenaga kesehatan yang masuk dan SOP tidak ketat, maka pasti bakal memunculkan kekhawatiran.

“Maka kami akan selalu melakukan checking ke semua fasks pelayanan kesehatan, termasuk mengirimkan tim, agar mereka- mereka yang diperbantukan dengan keahlian masing- masing, juga bakal terjamin keamanannya,” tandas gubernur.

Tenaga kesehatan, masih lanjut Ganjar, memang sangat dibutuhkan saat ini. Upaya untuk menambah jumlah nakes juga sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Namun karena umumnya mereka juga sudah bekerja, sehingga sudah mempunyai beban dan tanggungjawab di instansinya masing-  masing.

“Beberapa kali kami sempat pinjam, tapi karena terjadi peningkatan di beberapa titik, sehingga mereka harus stanby di tempatnya masing- masing. Kami akan terus mengupayakan terkait pemenuhan tenaga kesehatan ini,” tandas gubernur.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa tengah, Yulianto Prabowo membenarkan jika Dinkes Jawa Tengah telah menjalin komunikasi dengan sejumlah perguruan tinggi/ kampus.

Banyak mahasiwa yang sudah mau untuk diperbantukan, tapi banyak yang terkendala karena izin dari orang tua. “Mungkin orang tuanya khawatir, jadi nanti kami akan lakukan pendekatan secara persuasif dengan menggandeng organisasi profesi,” jelasnya.

Selain dari Jawa Tengah, Yulianto juga mengatakan akan koordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi di luar Jawa yang bisa mengirimkan mahasiswanya kesehannya untuk ikut membantu penangana Covid-19 di daerahnya.

“Sejauh ini, kami juga sdah coba komunikasi dengan provinsi lain di luar Jawa Tengah yang kasusnya tidak begitu tinggi. Nanti akan kami lakukan pendekatan,” tandasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement