Senin 28 Jun 2021 13:25 WIB

Erick Thohir Dorong Sinergi Program BUMN dan Ekonomi Syariah

Indonesia kini memiliki BSI yang berstatus BUMN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Republika
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang juga Menteri BUMN Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mendorong agar program-program perusahaan pelat merah bersinergi dengan kegiatan ekonomi syariah. Hal itu seiring telah berdirinya Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil penggabungan bank-bank syariah berstatus pelat merah.

Erick yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menuturkan, dirinya telah diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki kinerja-kinerja BUMN yang juga merupakan tulang punggung ekonomi nasional.

Baca Juga

"Lalu saya juga diberi kesempatan untuk meletakan fondasi dan membangun ekonomi syariah, tentu kami tidak malu-malu memberanikan diri mensinergikan pola kerja sama yang baik, profesional, dan transparan antara program BUMN dan ekonomi syariah," kata Erick, Sabtu (26/6).

Ia mengatakan, hal yang penting dari sinergi itu adalah akses dari pada keuangan syariah itu sendiri. Seiring dengan berdirinya BSI, hal itu bisa menjadi kekuatan besar Indonesia sekaligus pilihan untuk membangun ekonomi keumatan.

"BSI yang belum pernah terpikirkan selama ini, akhirnya kita punya bank syariah yang masuk di 10 besar bank-bank Indonesia. BSI peringkat ketujuh," ujarnya.

Erick mengatakan, keberadaan BSI yang merupakan bank syariah semestinya bisa menjadi jembatan untuk sinergi antara program-program BUMN dan kegiatan ekonomi syariah di dalam negeri.

Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan BSI bisa menjadi besar setelah dikonsolidasikan menjadi bank buku 3, bahkan memilki berpotensi menuju bank Buku 4 . Toto menyampaikan konsolidasi BSI memberikan peluang baru bagi industri perbankan syariah. Industri perbankan syariah saat ini hanya sekitar 10 persen atau masih relatif kecil jika  dibandingkan perbankan konvensional dalam pembiayaan proyek.

"Maka kerja sama BSI dengan BUMN bisa menjadi peluang yang bersifat win-win bagi kedua belah pihak. Di satu sisi pangsa pasar syariah akan  meningkat, di sisi lain akses pembiayaan BUMN makin terdiversifikasi," ucap Toto.

Toto mengatakan BUMN yang memiliki basis customer retail besar seperti Telkom Grup, Pegadaian, PLN, dan grup BUMN asuransi mempunyai peluang kerja sama dengan BSI.  Selain itu, lanjut Toto, sektor pembiayaan korporasi BSI bisa kerja sama dengan BUMN yang memiliki orientasi ekspor seperti PT Inka dan PT Bukit Asam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement