Senin 28 Jun 2021 19:43 WIB

'Korporasi Jadi Kebutuhan Pertanian Modern'

Berkembangnya unit usaha Koperasi Pertanian Bakti Darma tidak lepas dari sinergi.

 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meresmikan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Penelitian (IP2TP) Desa Muneng, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu, 26 Juni 2021. Pada kesempatan itu juga, Mentan SYL bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin, Bupati Probolinggo, Tantriana Sari melakukan panen kacang tanah dan kedelai hitam.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meresmikan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Penelitian (IP2TP) Desa Muneng, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu, 26 Juni 2021. Pada kesempatan itu juga, Mentan SYL bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin, Bupati Probolinggo, Tantriana Sari melakukan panen kacang tanah dan kedelai hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program korporasi pertanian Poso, Sulawesi Tengah, dinilai semakin melesat. Katalisnya adalah program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan. Salah satu obyeknya adalah Kelompok Tani Bakti Darma yang bertransformasi menjadi koperasi. Brand-nya Koperasi Pertanian Bakti Darma dengan nilai bisnis usaha menjanjikan dengan modal Rp 220,44 Juta.

"Korporasi menjadi kebutuhan pertanian modern. Sebab, pengelolaan dan manajemennya lebih bagus. Petani juga bisa mendapatkan banyak akses, mulai kompetensi, permodalan, pasar, dan lainnya. Dengan begitu, produktivitas dan kualitas naik. Apalagi, Kementan sudah bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM," ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam siaran pers, Senin (28/6).

Berbadan hukum koperasi pertanian, Bakti Darma memiliki beragam prodak. Salah satunya adalah aktivitas simpan pinjam. Regulasinya juga jelas dengan sistem bunga pinjaman kompetitif. Untuk peminjaman diberikan bunga 2-3 persen. Bunga pinjaman 2 persen diberikan kepada anggota koperasi/poktan, adapun 3 persen bagi umum. Hingga akhir Juni 2021, jumlah uang beredar mencapai Rp 170 Juta.

"Ada banyak keuntungan membuat korporasi dalam kegiatan pertanian. Semisal koperasi, maka keuntungan koperasi bisa dinikmati lagi oleh petani tersebut. Untuk itu, kami terus menghimbau agar petani-petani di daerah terus membangun dan mengembangkan korporasi. Apalagi, ada READSI," terang SYL lagi.

Keuntungan mengembangkan koperasi di antaranya keuntungan usaha yang bisa dinikmatin kembali oleh petani anggotanya. Sisa Hasil Usaha (SHU)  tersebut berasal dari sisa bunga pengelolaan yang dibayarkan dari simpan pinjam. Uang ini juga bisa berasal dari ATK, biaya operasional, dan iuran anggota.

"Kehadiran READSI memang membuat petani dan kelompoknya bisa terus survive. Mereka berkembang untuk kesejahteraan. Melalui korporasi ada peluang bisnis yang terbuka semakin lebar. Apalagi, ada sinergi dengan marketplace," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

Apresiasi memang layak diberikan kepada Poktan Bakti Darma karena sukses mendirikan koperasi. Keberhasilan Poktan Bakti Darma sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas dan kebutuhan keluarga petani. Melalui READSI, beragam kemudahan juga diberikan Kementan. Selain koperasi, petani juga bisa mengakses KUR hingga marketplace. Marketplace sangat efektif dan efisien dalam pemasaran produk. 

“Manfaatkan BPP KostraTani sebagai lembaga di kecamatan yang mewadahi kepentingan dan kebutuhan petani. Kelompok yang tergabung dalam Koperasi ataupun KUR pasti jadi lebih kuat dalam mendukung pertanian Indonesia," jelas Dedi lagi.

Lebih lanjut, Koperasi Pertanian Bakti Darma berdiri sudah lama. Komposisi struktur organisasinya juga berkembang seiring tuntutan zaman. "Strukur organisasi sebenarnya sudah berkembang dari dulu. Terus berkembang, termasuk usahanya. Anggota melakukan pinjaman untuk kebutuhan pertaniannya. Bahkan warga di luar anggota juga boleh meminjam," kata Sekretaris Koperasi Bakti Darma I Ketut Ardite.

Berkembangnya unit usaha Koperasi Pertanian Bakti Darma tidak lepas dari sinergi dengan berbagai stakeholder. Bentuknya melalui pendampingan, terutama pada setiap pertemuan dan rapat anggota tahunan koperasi. "Semua disinergikan. Kegiatan simpan pinjam berjalan baik dan koperasinini bisa menjadi penunjang perekonomian," tutup Pendamping dan Fasilitator Desa Uranosari, Ridae Tologugu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement