Selasa 29 Jun 2021 19:35 WIB

Permohonan Doa bagi Asmaul Mauta Naik Tajam

Dalam sepekan terakhir terhitung nama- nama yang meninggal mencapai 65 orang.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
 Permohonan Doa bagi Asmaul Mauta Naik Tajam (ilustrasi).
Foto: Zabur Karuru/ANTARA
Permohonan Doa bagi Asmaul Mauta Naik Tajam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Lonjakan kasus harian Covid-19 di Kabupaten Semarang masih berlanjut. Kondisi ini tak hanya berdampak pada lonjakan angka Bed Occupancy Rate (BOR) di ruma sakit maupun tempat isolasi mandiri bagi para penyintas. Namun juga mengakibatkan bertambahnya angka kematian yang diakibatkan oleh pandemi global tersebut.

Salah satu fenomena yang terjadi di Ungaran, Kabupaten Semarang –dalam sepekan terakhir—adalah melonjaknya permohonan doa untuk orang yang sudah meninggal dunia. Setidaknya, hal itu tersirat dari data permohonan doa melalui ‘Majlis Selametan’ yang diselenggarakan Radio Rasika FM, salah satu stasiun radio siaran swasta nasional yang ada di kota Ungaran, Kabupaten Semarang.

Menurut Penanggung jawab acara ‘Majelis Selametan’, Dida Anwar Hasanudin, peningkatan jumlah nama asmaul mauta yang mohon didoakan melalui Majlis Selametan melonjak hingga 10 kali lipat dibandingkan hari- hari sebelumnya.

“Biasanya dalam sepekan hanya empat --paling banyak-- lima nama asmaul mauta yang dimohonkan doa, namun dalam sepekan terakhir kita hitung nama- nama yang meninggal mencapai 65 orang,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (29/6).

Berdasarkan data yang dihimpun call center acara Majlis Slametan, jelasnya, nama- nama yang dimohonkan doa tersebut sebagian besar berasal dari anggota keluarga, kolega maupun tetangga dari asmaul mauta. Meski begitu, ia tidak berani memastikan apakah nama-nama yang dimintakan doa tersebut adalah orang yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

“Tugas kami hanya mendoakan, soal nama yang bersangkutan meninggal dunia akibat Covid-19  atau bukan, kami tidak pernah menanyakan detilnya,” jelas Dida.

Majlis Selametan sendiri, lanjutnya, adalah majlis doa yang dilakukan semi daring dari studio 2 Radio Rasika FM di jalan Semangka 7 Ungaran, Kabupaten Semarang dan dipancarluaskan setiap hari mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Pengisi acara yang terdiri dari para imam majlis berjumlah dua sampai tiga orang memimpin secara live dari studio, sementara sohibul musibah (keluarga yang meninggal) dan para jamaah mengikuti dari rumah melalui saluran analog maupun streaming siaran, Youtube Rasika USA, facebook dan instagram Al Khidmah Ungaran.

Ia juga menyampaikan, acara tersebut pertama kali digagas oleh almarhum H Hasanuddin (Bung Has) untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam mendoakan keluarganya yang sedang sakit atau meninggal dunia selama masa pendemi Covid-19. Penggagas tersebut meninggal dunia pada akhir Januari 2021 karena Covid-19.

“Karena pandemi, masyarakat tidak bisa berkumpul menggelar tahlilan, maka Majlis Selametan  hadir untuk mengisi ruang kosong itu agar masyarakat tidak sendirian dan hampa secara spiritual karena banyaknya pembatasan sosial,” jelasnya.

Selain angka permohoann doa bagi asmaul mauta, masih jelas Dida, permohonan doa kesembuhan untuk warga (masyarakat) yang sedang sakit juga ikut naik tajam. “Kenaikannya empat kali lipat, dari rata- rata harian hanya lima nama sekarang bisa mencapai lebih dari 20 nama,” katanya.

Majlis Selametan, tambahnya, selain dipancarkan melalui medsos Rasika Grup, juga acara ini akan  direlai melalui radio-radio dalam jaringan Rasika Grup, meliputi Rasika USA, Rasika Semarang, Citra FM Kendal dan Rasika Pekalongan. “Sehingga coverage area siaran Majlis Slametan ini meliputi daerah Pantura Pekalongan hingga Pati serta Semarang Raya,” lanjutnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang juga Ketua Tanfidziyah NU Kota Semarang, KH Anashom mengatakan, agenda majelis selametan yang kontennya pembacaan doa untuk warga yang sudah meninggal mengandung penanaman ajaran yang baik.

Menurutnya, warga yang mengikuti acara ini akan tersugesti untuk selalu menyiapkan diri menghadapi kematian yang pasti akan terjadi. “Ini akan mendorong masyarakat untuk menyiapkan bekal mati yang tak lain di antaranya amal saleh dan doa- doa dari orang yang masih hidup,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement