Rabu 30 Jun 2021 06:01 WIB

UMM Jadi Kampus Produsen Kentang Varietas Unggul

Fokus riset terhadap kentang tidak lepas dari kondisi di masyarakat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tengah mengembangkan benih kentang unggulan.
Foto: Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tengah mengembangkan benih kentang unggulan.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah mengembangkan benih kentang unggulan. Produk ini telah diproduksi dan dipasarkan UMM secara mandiri sejak Rabu (23/6) lalu. 

Capaian ini membuat UMM menjadi satu-satunya kampus yang memiliki delegasi legalitas untuk memproduksi kentang varietas unggul. Hal ini terutama jenis granola lembang dan granola kembang.

Pengembang bibit kentang, Syarif Husen mengatakan, UMM telah menandatangani Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur. Dengan adanya MoU ini UMM dapat mengelola, memproduksi, serta memasarkan sendiri hasil bibit kentangnya kepada masyarakat. 

Fokus riset terhadap kentang tidak lepas dari kondisi di masyarakat. Kentang menjadi komoditi yang strategis di Indonesia karena sayuran ini dapat diolah menjadi beragam variasi makanan. Namun Indonesia masih belum bisa memenuhi produksi bibit kentang nasional.

Menurut Syarief, riset mengenai bibit kentang dimulai sejak 2015. Memasuki 2018, benih kentang hasil riset akhirnya dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas dengan bantuan Program Pengembangan Usaha Produk Inteektual Kampus (PPUPIK) dari Kemenristek. 

Adapun pada  2021, UMM dapat memasarkan dua varietas bibit. Yakni, granola lembang sebagai delegasi dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang. Kemudian varietas Granola kembang dari BPTP Jawa Timur (Jatim).

Dosen Fakultas Petarnian dan Perternakan tersebut menjelaskan, bibit kentang yang UMM produksi memiliki beberapa keunggulan, salah satunya bebas dari virus. Hal ini mengingat pengembangan bibit dengan menggunakan  teknologi kultur in vitro. Proses ini menghasilkan benih dalam bentuk planlet dan teknologi aeroponik untuk mendapatkan benih kentang dalam bentuk umbi generasi nol (G0). 

“Varietas Granola ini juga memiliki potensi produksi 30 sampai 50 ton per hektar bila dilakukan dengan teknik budidaya yang baik dan benar,” kata Syarif dalam pernyataan resmi yang diterima Republika, Selasa (29/6).

Saat ini UMM mampu memproduksi sebanyak 20.000 botol planlet melalui sistem pre-order. Untuk pemasarannya, UMM bekerja sama dengan jaringan alumni dan para petani bibit kentang di Jawa Timur. 

Syarif menilai bibit-bibit yang UMM produksi memiliki kompetensi yang unggul. Sebab itu, dia berharap kesadaran konsumen dalam menggunakan benih berkualitas semakin meningkat. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan industri benih, khususnya kentang. 

"Selain itu saya juga berharap adanya produksi benih unggulan ini akan membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan bibit nasional,” jelas Syarif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement