Rabu 07 Jul 2021 15:13 WIB

BPBD Gunungkidul Distribusikan Air Bersih di 307 Dusun

Kecamatan yang paling parah terkena dampak kekeringan yakni Kecamatan Tepus.

Warga mengisi air ke dalam penampungan saat pendistribusian air bersih.
Foto: SAIFUL BAHRI/ANTARA
Warga mengisi air ke dalam penampungan saat pendistribusian air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menambah volume distribusi air bersih untuk warga terdampak kekeringan sebanyak 26.067 kepala keluarga yang tersebar di 307 dusun dari 18 kecamatan.

"Hingga saat ini, total wilayah terdampak kekeringan di Gunungkidul terdiri dari 40 dari 144 desa di 307 dusun, atau sekitar 26.067 kepala keluarga (KK)," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki.

Ia mengatakan berdasarkan data BPBD setempat, kecamatan yang paling parah terkena dampak kekeringan yakni Kecamatan Tepus. Di kecamatan tersebut terdiri dari lima desa, 64 dusun, 232 RT, 7.283 KK, dan 28.292 jiwa.

Kemudian, Kecamatan Tanjungsari, jumlah warga terdampak 20.071 jiwa, Panggang 18.379 jiwa, Paliyan 12.264 jiwa, Girisubo, 5879 jiwa, Semin 3.364 jiwa, Rongkop 3.209 jiwa, Saptosari 1.014 jiwa, dan Kecamatan Patuk 106 jiwa.

"Agenda dropping terdekat meliputi Kecamatan Semin, Tanjungsari, dan Girisubo. Titik penyerahan bantuan langsung ke RT masing-masing wilayah," katanya.

Terkait anggaran penanganan dampak kekeringan, lanjut Edi, tahun ini, BPBD mengalokasikan sekitar Rp 700 juta. Sebanyak enam armada tangki pengangkut air telah disiapkan karena dana dropping sama dengan tahun lalu, diharapkan bisa mencukupi.

"Pengalaman tahun lalu, dari 18 kecamatan, hanya tiga wilayah meliputi Semin, Playen, dan Karangmojo yang tidak mengajukan bantuan air ke BPBD,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari, Heri Yuliyanto, mengakui hujan kiriman Juni lalu sedikit banyak membuat bak penampungan air warga terisi. Namun karena beberapa hari terakhir sudah tidak turun hujan, sebagian membeli air bersih secara mandiri.

"Masyarakat banyak yang membeli air bersih secara mandiri, ada juga yang menunggu bantuan pemkab. Harga satu tangki dengan volume 5.000 liter sebesar Rp 150 ribu sampai Rp 175 ribu, tergantung lokasi,” kata Heri Yulisanto.

 

sumber : Antara.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement