Jumat 09 Jul 2021 13:24 WIB

Paguyuban Pedagang Pasar Solo Berharap Stimulus Selama PPKM

Selama ini belum ada bantuan yang sifatnya sektoral untuk pedagang pasar.

Warga melakukan aktivitas jual beli di Pasar Klitikan Semanggi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/7/2021). Guna mencegah penyebaran COVID-19, pemerintah berencana menerapkan PPKM Darurat pada 3 - 20 Juli mendatang di 48 Kabupaten/Kota berstatus pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota berstatus pandemi level 3 di Pulau Jawa dan Bali, dengan kebijakan pengetatan aktivitas warga di ruang publik.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Warga melakukan aktivitas jual beli di Pasar Klitikan Semanggi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (2/7/2021). Guna mencegah penyebaran COVID-19, pemerintah berencana menerapkan PPKM Darurat pada 3 - 20 Juli mendatang di 48 Kabupaten/Kota berstatus pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota berstatus pandemi level 3 di Pulau Jawa dan Bali, dengan kebijakan pengetatan aktivitas warga di ruang publik.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sejumlah paguyuban pedagang pasar di Kota Solo, Jawa Tengah, berharap ada stimulus ekonomi dari pemerintah selama pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, 3-20 Juli 2021.

"Kami di antaranya dari Papatsuta (Pasamuan Pasar Tradisional) dan Bolo Pasar Solo menyampaikan keberatan kami kepada mas Gibran. Ini kami menyampaikan aspirasi teman-teman, sebagai perwakilan pasar seperti Klewer dan Depok," kata Sekjen Papatsuta Wiharto.

Ia mengatakan penutupan usaha yang bergerak di sektor nonesensial selama PPKM darurat cukup memberatkan para pedagang. Oleh karena itu, pihaknya berharap ada evaluasi selanjutnya.

Salah satu yang diharapkan para pedagang adalah waktu penutupan sektor nonesensial pada PPKM darurat ini diperpendek. "Entah jalannya seperti apa, harapannya seperti itu. Kalau belum bisa dilakukan ya seharusnya ada stimulus yang sifatnya meringankan beban pedagang," katanya.

Ia mengatakan keringanan yang dapat dilakukan di antaranya dari sisi retribusi atau dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). "Apalagi selama ini kan belum ada bantuan yang sifatnya sektoral untuk pedagang pasar. Saya tidak tahu persis bagaimana strukturnya, namun harapannya ada yang meringankan," katanya.

Selain tidak memiliki pemasukan karena tidak diperbolehkan membuka toko, dikatakannya, para pedagang juga mengalami kerugian yang tidak sedikit karena barang yang disimpan berpotensi rusak.

"Termasuk kalau yang dijual burung dan ikan seperti di Pasar Depok, kalau tidak dirawat kan bisa sakit bahkan mati," katanya.

Sementara itu, ia juga berharap ada pengawasan yang ketat kepada oknum pedagang yang masih kucing-kucingan dengan petugas. "Selama ini kan ada pedagang yang berjualan secara kucing-kucingan. Mereka (petugas) janji untuk memperketat pengawasan agar tidak menimbulkan kecemburuan bagi pedagang lain yang sudah berupaya disiplin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement