Selasa 13 Jul 2021 16:49 WIB

Tertinggi, Sehari Solo Catat 20 Kematian Pasien Covid-19

Mobilitas masyarakat masih sulit dikendalikan meskipun sudah diterapkan PPKM darurat.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Covid-19 (ilustrasi)
Foto: PixaHive
Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus kematian akibat terpapar Covid-19 di Solo mencapai rekor tertinggi pada Senin (12/7). Dalam sehari, tercatat ada 20 kematian akibat Covid-19 di Kota Bengawan.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Senin (12/7) secara kumulatif mencapai 17.787 dengan kasus aktif sebanyak 3.671 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 3.401 orang isolasi mandiri/terpusat dan 270 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 13.397 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 719 orang meninggal dunia.

Jumlah kematian bertambah 20 orang, di mana pada Ahad (11/7) total kematian ada 699 orang. Sedangkan penambahan kasus baru pada Senin tercatat sebanyak 405 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan, angka kematian Covid-19 pada Senin merupakan yang tertinggi di Solo sejak pandemi Covid-19.

"Ya itu kita harus semakin hati-hati di rumah, memang kondisi rumah sakit seperti itu dan BOR-nya tinggi, tingkat perawatan di rumah sakit mungkin ada keterbatasan juga," terang Ahyani saat dihubungi wartawan, Senin malam.

Ahyani menyatakan, mobilitas masyarakat masih sulit dikendalikan meskipun sudah diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. Hal itu terlihat dari tingginya kasus harian penyebaran Covid-19. Dia memperkirakan, PPKM Darurat bakal diperpanjang jika tidak ada penurunan kasus.

"Ya kalau melihat trennya sampai nanti satu pekan ke depan seperti ini tidak bisa turun ya bisa jadi diperpanjang," ucapnya.

Di samping itu, Satgas Covid-19 tetap memperkuat upaya 3T yakni penelusuran kontak erat (tracing), pengujian (testing) dan penanganan (treatment). Namun, sebelum adanya tracing, masyarakat diminta patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) serta aturan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan pemerintah. Sehingga dapat meminimalisasi penyebaran Covid-19. Satgas berupaya agar langkah-langkah tersebut tidak kendor. Termasuk untuk menjaga semangat para tenaga kesehatan (nakes) dan tim Cipta Kondisi yang melakukan penegakan prokes.

"Pengetatan harus konsisten. Masyarakat harus mulai ikut gotong royong untuk menjaga prokes biar tidak semakin menular. Vaksinasi juga kami percepat," ungkap Ahyani.

Upaya percepatan vaksinasi di antaranya dengan menambah spot-spot vaksinasi selain di puskesmas dan rumah sakit. Selain itu, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti TNI/Polri, maupun Halodoc. Satgas juga mengoperasionalkan mobil vaksinasi keliling untuk jemput bola bagi lansia dan pralansia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement