Rabu 14 Jul 2021 11:47 WIB

Varian Delta Diperkirakan Masuk Solo Melalui Donohudan

Pascalebaran, banyak pasien OTG Covid-19 asal Kudus yang dirawat di Donohudan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Petugas menyemprotkan disinfektan ke pengemudi kendaraan pengangkut pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 saat masuk di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (7/6/2021). Pemindahan pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 dari Kudus terus dilakukan secara bertahap agar dapat penanganan lebih cepat dan mudah terpantau.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas menyemprotkan disinfektan ke pengemudi kendaraan pengangkut pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 saat masuk di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (7/6/2021). Pemindahan pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 dari Kudus terus dilakukan secara bertahap agar dapat penanganan lebih cepat dan mudah terpantau.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Varian delta dari Covid-19 telah masuk dan menyebar di Kota Solo berdasarkan hasil uji genome sequencing. Penyebaran varian delta diperkirakan terjadi ketika tingginya mobilitas saat momen Lebaran dan juga melalui isolasi terpusat pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) di Asrama Haji Donohudan.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan, berdasarkan analisis awal, penyebaran varian delta diperkirakan melalui isolasi terpusat di Donohudan. Pascalebaran, banyak pasien OTG Covid-19 asal Kudus dan wilayah Pantura yang dirawat di Donohudan. Varian delta di Jawa Tengah pertama kali ditemukan dari pasien asal Kudus. Sehingga, diperkirakan varian delta masuk lantaran saat itu banyak kerabat pasien Covid-19 dari Kudus dan Pantura yang mengantar OTG ke Donohudan juga mampir ke Solo.

"Penularan ini cepat sekali. Saat dititipkan ke Donohudan kan khawatirnya itu. Tapi bukan itu saja, mobilitas Lebaran banyak juga yang berinteraksi masuk ke Solo. Ini jadi salah satu penyebab varian itu masuk ke sini," kata Ahyani kepada wartawan, Selasa (14/7).

Menurutnya, dengan masuknya varian delta ke Solo menjadi rekomendasi untuk pembuatan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Meski demikian, kebijakan yang ada selama dinilai sudah sesuai jalur yakni membatasi kegiatan masyarakat.

 

"Entah delta atau bukan, penanganannya sudah benar. Harus ada pembatasan kegiatan," ucap Ahyani.

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo tersebut menambahkan, lonjakan kasus Covid-19 pada Januari 2021 bisa tertangani dengan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Karenanya, Pemkot Solo berupaya agar peningkatan kasus Covid-19 kali ini bisa kembali ditekan.

"Kemungkinan kalau tidak segera dilakukan bersama, bergerak bersama, masyarakat tidak mau peduli, bisa jadi berkepanjangan. Siklusnya dua pekan, kita ambil virulensinya lama," katanya.

Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengkarantina OTG di tempat isolasi terpusat. Sehingga, warga yang terpapar dan yang sehat segera dipisahkan. Pemkot Solo telah mengaktifkan sejumlah tempat isolasi terpusat untuk OTG. Di antaranya, Solo Techno Park (STP), SDN Cemara 2, SMPN 25, dan lainnya. Sejumlah sekolah juga telah disiapkan untuk mengantisipasi adanya tambahan pasien OTG baru.

"Dengan mengisolasi secara terpusat agar benar-benar terputus mata rantai penyebaran virusnya. Solo sudah tidak masuk zona merah lagi. Ini kita bisa masuk titik merah yang mengurangi. Angka kesembuhan juga lumayan. Artinya pegelolaan lumayan baik. Makanya kami ambil isolasi terpusat 14 hari tanpa gejala bisa sembuh," paparnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Selasa (13/7) secara kumulatif mencapai 18.103 dengan kasus aktif sebanyak 3.675 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 3.389 orang isolasi mandiri/terpusat dan 286 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 13.707 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 721 orang meninggal dunia. Jumlah penambahan kasus baru pada Selasa tercatat sebanyak 316 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement