Rabu 14 Jul 2021 20:33 WIB

PPKM Darurat Pengaruhi Harga Komoditas Pangan

Fluktuasi harga yang masih wajar ini disinyalir juga karena menjelang Idul Adha. 

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali ternyata ikut berimbas pada harga pangan meski diyakini tidak esktrem. Fluktuasi harga yang terpantau masih dalam batas wajar ini disinyalir juga disebabkan naiknya permintaan sejumlah komoditas menjelang Idul Adha. (Foto ilustrasi: Telur ayam)
Foto: Antara/Rahmad
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali ternyata ikut berimbas pada harga pangan meski diyakini tidak esktrem. Fluktuasi harga yang terpantau masih dalam batas wajar ini disinyalir juga disebabkan naiknya permintaan sejumlah komoditas menjelang Idul Adha. (Foto ilustrasi: Telur ayam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali ternyata ikut berimbas pada harga pangan meski diyakini tidak esktrem. Fluktuasi harga yang terpantau masih dalam batas wajar ini disinyalir juga disebabkan naiknya permintaan sejumlah komoditas menjelang Idul Adha. 

Kantor Staf Kepresidenan (KSP) memonitor ada kenaikan harga di beberapa komoditas pangan, sedangkan pasokannya dipastikan aman. Kenaikan harga pun terpantau untuk beberapa komoditas yang memang banyak dikonsumsi saat Lebaran Kurban. 

Baca Juga

Mengutip data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) yang terpantau per 14 Juli 2021, beberapa komoditas menunjukkan penurunan harga seperti daging sapi berkualitas 1 dengan penurunan Rp 1.750 per kg, cabai rawit hijau turun Rp 150 per kg, beras kualitas bawah I turun Rp 50 per kg, daging ayam ras segar turun Rp 250 per kg. 

Sementara itu beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah telur ayam ras segar naik Rp 50 per kg, cabai merah besar naik Rp 200 per kg, cabai merah keriting naik Rp 250 per kg, cabai rawit merah naik Rp 450 per kg, dan daging sapi kualitas 2 naik Rp 50 per kg. 

"Kenaikan ini tergolong wajar. Teruntuk stok cabai akan bertambah mengingat musim panen akan berlangsung beberapa minggu ke depan. Kenaikan harga beberapa komoditas yang kerap di konsumsi di hari raya mengalami kenaikan harga yang relatif normal, mengikuti tren kenaikan permintaan," kata Deputi III KSP Bidang Perekonomian Panutan Sulendrakusuma, Rabu (14/7). 

Dinamika harga, ujar Panutan, juga disebabkan oleh perubahan jam operasional pasar di beberapa daerah akibat pelaksanaan PPKM darurat. Menurutnya hal ini ikut mempengaruhi suplai dan demand dari setiap komoditas. Kendati begitu ia yakin fluktuasi harga hanya bersifat sementara sehingga belum perlu ada operasi pasar. 

"KSP dan seluruh K/L terkait aktif berkoordinasi untuk memastikan harga pangan terjangkau dan stok pangan mencukupi selama PPKM Darurat berlangsung," kata Panutan. 

Sebagaimana kita ketahui, sejak pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020, sektor pertanian menjadi sektor yang tumbuh secara positif. Dari sisi lapangan usaha, sekitar 64,13 persen berasal dari lima sektor utama termasuk pertanian, industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Dari kelima sektor tersebut, sektor pertanian masih tumbuh 2,95 persen (y-on-y) dan berperan besar dalam menopang perekonomian Indonesia di saat sektor lain mengalami penurunan. Ekspor produk pertanian juga mengalami peningkatan sebesar 13,39 persen per Januari-Mei 2021 sebesar 1,62 miliar dolar AS, dari periode yang sama 2020 sebesar 1,42 miliar dolar AS. Produk pertanian berkontribusi sebesar 1,93 persen terhadap total ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement