Kamis 15 Jul 2021 22:11 WIB

Rutan Batang Berikan Asimilasi kepada 22 WBP

Kapasitas ruang tahanan dengan jumlah narapidana tidak seimbang.

Rutan Batang Berikan Asimilasi kepada 22 WBP (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Rutan Batang Berikan Asimilasi kepada 22 WBP (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BATANG -- Rumah Tahanan Kelas II-B Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memberikan asimilasi kepada 22 warga binaan pemasyarakatan (WBP) di rumahnya masing-masing sebagai upaya menekan dan meminimalisasi penyebaran COVID-19.

Kepala Rutan Kabupaten Batang Rindra Wardana mengatakan bahwa asimilasi WBP tersebut tertuang pada Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor 24 Tahun 2021 dengan tujuan untuk pencegahan penyebaran COVID-19. Asimilasi tersebut diberikan pada WBP sudah menjalani 2/3 masa pidana-nya sebelum 31 Desember. "Bukan pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat seperti pembunuhan berencana, kejahatan pada anak, pencurian dengan kekerasan, tindak asusila, dan residivis," paparnya, Kamis (15/7).

Menurut dia, keputusan tersebut sebagai wujud kepedulian Kementerian Hukum dan HAM terhadap penanganan COVID-19. Dalam hal ini, semua harus bekerja sama antara pengadilan, kejaksaan, dan pihak terkait lainnya dengan memberikan penguatan-penguatan terhadap 22 WBP yang diberikan kesempatan asimilasi di rumah.

Rindra mengatakan pemberian asimilasi ini upaya untuk menjadikan pribadi yang mandiri pada WBP dan menekan penyebaran COVID-19 yang kini cenderung meningkat.

Saat ini, kata dia, kapasitas ruang tahanan dengan jumlah narapidana tidak seimbang bisa berdampak terhadap penyebaran COVID-19 di rutan. Menurut dia, bagi WBP yang mendapat asimilasi diwajibkan melaporkan diri kepada perangkat desa setempat sebelum sampai di rumah.

Selain itu, kata dia, mereka saat menjalani asimilasi di rumah juga memiliki kewajiban untuk lapor secara virtual. WBP penerima asimilasi Edi Sutiawan mengatakan dirinya merasa bahagia mendapat kesempatan untuk menjalani asimilasi di rumah.

"Saya senang akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga meski harus menjalani cek kesehatan melapor ke perangkat desa karena COVID-19 belum usai," ucap-nya.

Ia menyatakan dirinya siap untuk melaksanakan wajib lapor secara virtual, apalagi data data dan nomor ponsel juga sudah terdata di pihak rutan."Yang jelas, saya bersyukur bisa mendapat asimilasi dan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement