Rabu 21 Jul 2021 14:39 WIB

RSUD Goeteng Purbalingga Disiapkan Jadi RS Khusus Covid-19

Pasien non Covid-19 akan dialihkan ke RSUD Panti Nugroho atau RS swasta.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang tenaga kesehatan menata ruangan isolasi di Rumah Sakit Darurat.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Seorang tenaga kesehatan menata ruangan isolasi di Rumah Sakit Darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Untuk mengatasi lonjakan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, Pemkab Purbalingga, Jawa Tengah, mulai mempersiapkan RSUD Goeteng Taroenadibrata sebagai rumah sakit rujukan khusus Covid-19. Hal ini disampaikan Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dalam Rapat Paripurna DPRD.

Ia menyebutkan, tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) di dua RSUD milik pemkab sudah hampir penuh. ''Kami sedang memersiapkan Rumah Sakit Khusus Covid-19. Rencananya RSUD Goeteng Taroenadibrata yang menjadi rumah sakit khusus, pasien yang non Covid-19 akan dialihkan ke RSUD Panti Nugroho atau RS swasta,'' jelasnya.

Untuk itu, dia menyebutkan, pemkab sedang memersiapkan berbagai sarana yang dibutuhkan, baik menyangkut tenaga kesehatan, sarana, dan prasarana. ''Mudah-mudahan, pada akhir Juli ini rencana tersebut sudah direalisasikan,'' kata dia.

Mengenai persoalan stok oksigen medis, diungkapkan, di sejumlah rumah sakit di Purbalingga mulai menipis. Hal ini terjadi antara lain karena daerah lain juga mengalami peningkatan kebutuhan oksigen medis.

 

''Untuk mengatasi hal ini, tidak cukup hanya koordinasi dengan pemerintah provinsi atau pusat. Kami akan upayakan adanya kerja sama dengan pihak ketiga dengan sistem Kerja Sama Operasional (KSO) dalam hal pengadaan oksigen di Kabupaten Purbalingga, sehingga  tidak terlalu tergantung stok oksigen dari pemerintah pusat maupun provinsi,'' imbuhnya.

Soal banyaknya kasus kematian akibat Covid-19, bupati mengakui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selaku tim pemulasaran dan pemakaman jenazah mulai kewalahan. Untuk itu, ia berencana agar masing-masing desa juga membentuk petugas pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19.

''Petugas dari desa, nantinya mendapatkan pelatihan dari BPBD dan puskesmas sehingga mereka bisa melakukan pemulasaran dan pemakaman sesuai dengan protokol kesehatan,'' kata dia.

Berdasarkan data yang ada, kasus aktif Covid-19 di Purbalingga hingga Ahad (18/7) mencapai 3.063 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.846 pasien menjalani isolasi mandiri. Sedangkan 217 pasien lainnya, dirawat di berbagai rumah sakit di Purbalingga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement