Rabu 21 Jul 2021 16:30 WIB

Dalam Sepekan, Kematian Covid-19 di Solo Hampir 100 Orang

Kematian tertinggi terjadi pada 18 Juli yang mencapai 24 orang dalam sehari.

Rep: Binti sholikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas menyiapkan lubang untuk pemakaman jenazah pasien COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Purwoloyo, Solo, Jawa Tengah, Ahad (11/7/2021). Pemkot Solo menyiapkan lahan di TPU Purwoloyo dengan perkiraan 2.000 lubang untuk pemakaman khusus jenazah pasien COVID-19 yang tidak diterima di TPU lainnya.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Petugas menyiapkan lubang untuk pemakaman jenazah pasien COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Purwoloyo, Solo, Jawa Tengah, Ahad (11/7/2021). Pemkot Solo menyiapkan lahan di TPU Purwoloyo dengan perkiraan 2.000 lubang untuk pemakaman khusus jenazah pasien COVID-19 yang tidak diterima di TPU lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Solo masih tinggi. Dalam sepekan terakhir, jumlah kematian pasien Covid-19 mencapai 90 orang.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Selasa (20/7) secara kumulatif mencapai 20.448 dengan kasus aktif sebanyak 3.844 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 3.533 orang isolasi mandiri/terpusat dan 311 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 15.793 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 811 orang meninggal dunia.

Jumlah kematian harian dalam sepekan terakhir rata-rata belasan orang. Kematian tertinggi terjadi pada 18 Juli yang mencapai 24 orang dalam sehari. Sedangkan penambahan kasus harian masih di kisaran 200-300 orang.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengatakan, beberapa hari terakhir jumlah kematian harian memang cukup tinggi. Padahal, biasanya angka kematian sekitar 10 orang per hari.

"Tiga hari kemarin yang meninggal ada 19 orang, ada 21 orang, ini kan jarang sekali. Ini yang kami prihatin sekali. Dan kenyataan di lapangan memang rumah sakit BOR-nya 95 persen," terang Teguh kepada wartawan, Rabu (21/7).

Teguh menambahkan, selain tingkat keterisian tempat tidur pasien (BOR) Covid-19 yang tinggi, antrean pasien di IGD juga lumayan banyak.

Politisi PDI Perjuangan tersebut mengaku sempat mendapat telpon dari saudaranya yang membutuhkan rumah sakit. Kemudian, Teguh melakukan konfirmasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno. Setelah sampai di rumah sakit tersebut dan baru akan ditangani dokter ternyata pasiennya meninggal.

Kejadian serupa juga dialami saudara Teguh lainnya yang meminta tolong untuk dijemput dari luar kota. Setelah sampai rumah sakit masuk IGD juga tidak tertolong.

"Ini prihatin. Masyarakat Kota Solo harus benar-benar bisa ikut menjaga kondisi ini," ucap Teguh.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, menyatakan adanya penurunan tingkat penyebaran Covid-19 selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021. Hal itu terlihat dari status zona di Solo yang dulunya merah turun menjadi oranye. Namun, secara level Solo masih di level 4.

"PPKM Darurat bisa dikatakan ada hasilnya. Tapi belum signifikan. Menekan mengarah ke landai. Angka signifikan belum. Tetapi BOR masih tinggi, di atas 90 persen semua," kata Ahyani kepada wartawan secara daring, Selasa (20/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement