Kamis 22 Jul 2021 16:32 WIB

Mahasiswa UMM Berdayakan Warga Daur Ulang Sampah

Agenda edukasi ini dilaksanakan melalui sosialisasi secara luring kepada warga.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengajak warga mengolah limbah sampah kertas.
Foto: Mahasiswa UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengajak warga mengolah limbah sampah kertas.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberdayakan warga Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, untuk mendaur ulang sampah. Kegiatan ini muncul dari rasa prihatin akan tumpukan sampah kertas yang terus menggunung di lokasi.

Perwakilan tim, Elma mengatakan, tumpukan sampah kertas yang dibiarkan secara terus menerus akan berakibat buruk bagi kesehatan warga. Hal ini karena adanya berbagai zat berbahaya yang terkandung dalam sampah kertas-kertas.

Pada kegiatan bersama tim, ia menemukan tumpukan sampah kertas hasil limbah pabrik yang dibiarkan menggunung. Kondisi tersebut harus segera dituntaskan karena dapat mempengaruhi kesehatan warga. Sampah kertas mengandung zat-zat berbahaya seperti kadium (Cd) serta beberapa logam berat jenis Hg dan Cu.

"Jika seseorang terus menerus menghirup zat-zat tersebut, maka lama kelamaan ia akan mengalami gangguan pernafasan,” ungkap mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan UMM ini.

Untuk mengurangi dampak limbah pabrik terhadap kesehatan masyarakat, Elma dan tim merancang beberapa program. Program pertama, dengan mengedukasi warga Desa Gampingan terhadap bahaya penumpukan sampah.

Agenda edukasi ini dilaksanakan melalui sosialisasi secara luring kepada warga sekitar. Selain itu, tim juga menanam beberapa tanaman lidah mertua untuk mengurangi polusi yang diakibatkan oleh sampah kertas.

Terakhir, Elma dan tim menggalakkan kepada masyarakat untuk menjual kembali limbah sampah kertas ke pabrik-pabrik pembuat kertas. Selain mengurangi limbah, menjual limbah sampah juga akan menambah pendapatan warga.

Menurut Elma, proses penjualan limbah sampah tergolong sederhana. "Yaitu dengan cara mengeringkan sampah-sampah kertas yang telah basah lalu menjualnya," ujar dia.

Agar masyarakat tidak terpapar zat berbahaya selama proses pengeringan, tim memberikan bantuan alat pengering sampah. Dalam sekali proses, alat ini mampu mengeringkan sebanyak sepuluh kilogram sampah kertas basah. Alat ini dirancang secara mandiri oleh tim Elma.

Secara keseluruhan, program yang dijalankan Elma dan tim merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat (PM) yang mereka gagas. Menariknya, PKM tersebut juga telah lolos pada tahap pendanaan Kemenristek Dikti pada Mei lalu.

Selain Elma, kegiatan ini juga dilaksanakan mahasiswa Yazid Abdullah dan Ade Noval Triawan dari Prodi Ilmu Keperawatan, serta Wahyudiansyah Pawallo dari Prodi Teknik Mesin. Elma berharap program garapannya bisa memberikan edukasi yang lebih baik akan penanganan sampah.

Kemudian masyarakat bisa lebih peduli dengan kesehatannya. "Kami juga ingin sampah-sampah yang berserakan bisa diubah menjadi pendapatan tambahan bagi masyarakat Desa Gampingan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement