Kamis 29 Jul 2021 14:33 WIB

Kelompok Tani Diminta Berinovasi Bangkit di Masa Pandemi

Salah satu inovasi yang perlu dikembangkan adalah pembuatan rumah bibit.

Penyusuran Sawah Perkotaan. Petani memanen padi di persawaan tepi Kota Yogyakarta, Jumat (19/7/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Penyusuran Sawah Perkotaan. Petani memanen padi di persawaan tepi Kota Yogyakarta, Jumat (19/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DPRD Kota Yogyakarta mendorong kelompok tani berbasis kampung yang tersebar cukup banyak di kota tersebut untuk bangkit di masa pandemi. Antara lain dengan melakukan berbagai inovasi meski lahan pertanian di Kota Yogyakarta terbatas.

“Tidak boleh berhenti berinovasi agar kegiatan kelompok tani tetap produktif sehingga pemberdayaan masyarakat pun juga tetap berjalan,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Oleg Yohan di Yogyakarta.

Salah satu inovasi yang perlu dikembangkan oleh kelompok tani adalah pembuatan rumah bibit untuk memastikan rantai produksi tetap bisa berjalan dengan baik dan tidak hanya mengandalkan hasil saat panen saja.

“Biasanya, kelompok tani di Kota Yogyakarta hanya mengandalkan pemasukan saat panen saja. Berbeda jika ada rumah bibit, maka kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan lebih panjang karena ada bibit yang bisa diperjualbelikan,” katanya.

 

Dengan demikian, lanjut dia, hasil penjualan bibit tanaman tersebut bisa mendukung biaya operasional pertanian sembari menunggu hasil panen.

“Tentu saja, bibit yang dijualbelikan harus berkualitas. Apalagi di masa pandemi ini, minat masyarakat umum untuk bercocok tanam meningkat cukup signifikan,” ujarnya.

Harapannya, lanjut Oleg, pergerakan ekonomi di wilayah pun bisa ditingkatkan karena kelompok tani bisa berkolaborasi dengan kelompok lain seperti pembudidaya ikan sehingga hasil yang diperoleh bisa semakin ditingkatkan.

“Belum lama ini pun, ada beberapa kelompok tani di Kota Yogyakarta yang mendapat bantuan dari Pemerintah DIY senilai Rp50 juta yang bisa dijadikan sebagai modal untuk mendukung pengembangan pertanian,” jelas dia.

Ia pun mencontohkan salah satu kampung yang saat pandemi memiliki aktivitas pertanian yang cukup intensif adalah Kelompok Tani RT 20 di Kelurahan Karangwaru Tegalrejo yang memanfaatkan lahan tidur di wilayah tersebut untuk menanam aneka sayur mayur.

“Hasil dari pertanian di kampung tersebut setidaknya bisa menggerakkan perekonomian masyarakat yang mungkin terdampak pandemi meski memanfaatkan lahan milik warga yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali,” ujarnya.

sumber : Antara.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement