Kamis 29 Jul 2021 16:16 WIB

Pemkab Banyumas Butuh Rp 5,3 M Bangun Pabrik Oksigen

Dengan dana Rp 5,3 miliar bisa dibangun pabrik oksigen skala kecil.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang pekerja mencatat nomor seri tabung oksigen yang telah diisi di pabrik oksigen.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Seorang pekerja mencatat nomor seri tabung oksigen yang telah diisi di pabrik oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Untuk mengatasi masalah kelangkaan oksigen medis pada masa pandemi Covid 19 ini, Pemkab Banyumas, Jawa Tengah, berharap bisa membangun pabrik oksigen sendiri. Namun harapan ini terhalang masalah besarnya biaya yang dibutuhkan.

''Paling tidak butuh Rp 5,3 miliar untuk membangun pabrik oksigen skala kecil. Tapi kita tidak punya uang. Uangnya belum ada,'' jelas Bupati Achmad Husein, Kamis (29/7).

Ia menyebutkan, berdasarkan data kebutuhan oksigen saat ini, Kabupaten Banyumas membutuhkan paling tidak 400 tabung oksigen medis setiap hari. Kebutuhan oksigen sebanyak itu, cukup sulit dipenuhi oleh pemasok oksigen yang ada di wilayahnya saat ini.

Dinas Kesehatan dan rumah sakit harus berburu sampai ke luar daerah agar kebutuhan oksigen sebanyak itu bisa terpenuhi. Namun dengan membangun pabrik oksigen skala kecil, bupati menyatakan kebutuhan oksigen medis di Banyumas relatif bisa diatasi. ''Sebagian besar dipenuhi swasta, dan kekurangannya bisa kita penuhi sendiri,'' jelasnya.

Menurutnya, dengan dana Rp 5,3 miliar bisa dibangun pabrik oksigen atau oksigen generator untuk skala kecil. Paling tidak, pabrik tersebut bisa menghasilkan oksigen sebanyak 150 tabung per hari.

Dengan adanya pabrik oksigen ini, pihak rumah sakit atau masyarakat umum yang membutuhkan, bisa mengisi ulang tabung miliknya untuk diisi oksigen. ''Jadi seperti SPBU, bisa isi ulang,'' ujarnya.

Terkait wacana pendirian pabrik itu, ada usulan agar dananya diambilkan dari Dana Tak Terduga dalam APBD. Namun bupati menekankan, untuk penggunaan dana tersebut ada sejumlah ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi.

''Soal penggunaan anggaran ini tanggung jawabnya ada pada saya sebagai bupati. Saya tidak ingin, nantinya malah jadi masalah hukum. Kan malah problem,'' katanya.

Untuk mengatasi masalah kebutuhan dana ini, pemkab masih akan melakukan konsultasi dengan jajaran Forkopimda lainnya. "Saya sedang upayakan. Nanti kami pinjam dulu atau bagaimana, yang penting harganya tidak ada permainan dan betul-betul sah,'' tegas dia.

Adapun menyangkut rencana isotank atau tempat pengisian oksigen medis yang akan diusulkan Gubernur Jateng, bupati menyatakan hal ini masih dalam proses. ''Sekarang masih dalam proses. Tapi itu kan dibagi untuk empat kabupaten, dan kita hanya jatah 550 tabung untuk dua hari.  Padahal dalam sehari rata-rata di Banyumas butuh 400 tabung per hari,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement